Liputan6.com, Jakarta - Stafsus Millenial Presiden Billy Mambrasar menyatakan, otonomi khusus (Otsus) Papua adalah sebuah proses yang akan terus berjalan untuk memastikan sampai ke kesejahteraan Papua. Hanya, diperlukan perbaikan serta komunikasi yang baik antara pemda dan pemerintah pusat agar otsus berjalan optimal.
"Otsus ini adalah sebuah proses jangka panjang, bahkan negara adidaya saja masih berproses. Kita tidak bisa mendefinisikan proses itu berhasil atau tidak," ujar Billy Mambrasar dalam Webinar Otsus dan Masa Depan Papua, dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
Billy mengaku, pihaknya pernah mengadakan survei kepada anak milenial papua sebanyak 550 orang. Hasilnya, 67% mengatakan otsus bukan gagal tapi butuh perbaikan dan 20% mengatakan belum berhasil, selebihnya mengatakan harus ada perbaikan.
Advertisement
"Monitoring dan evaluasi dibutuhkan secara berkelanjutan, agar pemerintah daerah bisa bekerja sesuai dengan pakemnnya dan dengan langkah yang tepat," sambungnya.
Billy menambahkan, Papua bisa disebut sejahtera jika anak asli Papua berhasil dan bisa mensejahterakan masyarakat papua itu sendiri. Harapan agar proses pembangunan harus berdasarkan investasi manusia, dan juga investasi pendidikan juga jangan di kurangi.
"Kami juga Melihat, kita sudah sekolah dan dapat beasiswa, kita juga bergerak untuk kembali membantu anak anak asli papua. Intinya saya dan teman-teman lain, ingin memberikan kesempatan kepada semua anak Papua,"Â ujar Billy Mambrasar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Banyan Bantu Masyarakat
Anggota DPD RI Dapil Papua Barat M. Sanusi Rahaningmas menyatakan, otsus dan kesejahteraan Papua, merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Dalam perjalan 10 tahun otsus, banyak hal yang didapatkan dan terima dari masyarakat.
"Banyak masyarakat yang tidak puas, karena mereka belum menikmati itu secara utuh. Khusus otsus di Papua Barat masih dijalankan dengan peraturan gubernur, karena belum ada Perdasus. Banyak anak Papua sekolah dengan biaya sendiri apalagi yang orang tuanya tidak mampu. Target 20% dana otsus untuk pendidikan masih belum tercapai," katanya.
Sanusi menyatakan, sekarang ini pemberian dana beasiswa itu tidak sama, ada yang dapatnya sedikit ada yang dapatnya banyak.
"Semua anak papua punya hak yang sama, jangan hanya karena dia anak pejabat diprioritaskan," sambungnya.
Otsus Harus ada evaluasi agar kedepan tidak ada lagi prokontra otsus ke depannya. Tanpa otsus papua juga sebenarnya bisa berjalan, karena potensi kekayaan alam besar dan sumber daya yang besar.
Â
Advertisement