Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi mulai kembali aktif berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Menurut BPPTKG, Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin, 30 November 2020 mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
"Selain gempa guguran, pada periode pengamatan Gunung Merapi itu juga tercatat 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal," papar Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya, dilansir Antara, Selasa, 1 Desember 2020.
Advertisement
Tak hanya itu, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) pun telah menutup sementara objek wisata alam di lereng Gunung Merapi sejak Minggu, 8 November 2020.
Penutupan sementara itu sehubungan dengan kenaikan status Gunung Merapi dari level waspada menjadi level siaga sejak 5 November 2020.
Berikut melihat kondisi terkini Gunung Merapi dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alami Puluhan Gempa
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin, 30 November 2020 mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
"Selain gempa guguran, pada periode pengamatan Gunung Merapi itu juga tercatat 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal," papar Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya, dilansir Antara, Selasa, 1 Desember 2020.
Â
Advertisement
Keluarkan Asap Tebal Setinggi 20 Meter
Hanik mengatakan, berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter di atas puncak.
"Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran satu kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas sedang," ucap dia.
Kemudian, lanjut Hanik, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).
Â
Status Siaga
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Â
Advertisement
Tutup Sementara Objek Wisata Alam
Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menutup sementara objek wisata alam di lereng Gunung Merapi sejak Minggu, 8 November.
Hal ini berkaitan dengan kenaikan status Gunung Merapi dari level waspada menjadi level siaga sejak 5 November 2020.
Dalam unggahan terbaru di akun Instagram resminya, BTNGM menegaskan bahwa semua pendakian ke Gunung Merapi, baik melalui jalur pendakian Selo (Boyolali) maupun Sapuangin (Klaten) merupakan kegiatan ilegal.
Dalam unggahan pada Rabu, 2 Desember 2020 disebutkan, pendakian Gunung Merapi telah ditutup sejak 22 Mei 2018, pasca-peningkatan status Gunung Merapi dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II), berdasarkan Surat Edaran Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi No SE.04/BTNGM/TU/Ren/ 05/2018 tanggal 22 Mei 2018, tentang Penutupan Obyek WIsata di Kawasan TNGM.
Kepala Balai TNGM Pujiati di Sleman, pada Minggu, 30 November 2020 mengatakan, seluruh objek wisata alam dalam kawasan TNGM ditutup sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan setelah ada peninjauan kembali perubahan status aktivitas Gunung Merapi.
Dilansir dari laman Antara, objek wisata alam dalam kawasan TNGM yang ditutup sementara meliputi Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo, Kaliurang, Pakem, kemudian Plunyon dan Kalikuning, Cangkringan.
"Objek wisata yang kami tutup di antaranya Bukit Klangon di Dusun Kalitengah Lor, Cangkringan, Bukit Turgo di Pakem dan kawasan Kaliadem di Kepuharho Cangkringan. Ini karena rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta yaitu harus ada jarak aman sekitar 5 kilometer," terang Pelaksana Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto.
Â
Beberapa Objek Wisata Tetap Buka
Meski begitu, sejumlah tempat wisata lainnya di sekitar Gunung Merapi masih dibuka, seperti The Lost World Castle, Jeep Wisata Lava Tour Merapi, Museum Gunung Merapi dan The World Landmark Merapi Park.
Dilihat dari akun Instagram resmi mereka masing-masing, tak ada pengumuman kalau mereka tutup sehingga kemungkinan besar tetap buka seperti biasa.
Ada juga Museum Ullen Sentalu yang rencananya akan dibuka kembali pada Desember ini, tidak ada pengumuman penangguhan pembukaan.
Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak memengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
"Kami sampaikan bahwa radius bahaya dari aktivitas Gunung Merapi hanya lima kilometer dari puncak sehingga wisatawan tidak perlu takut datang ke Yogyakarta," ucap Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana dilansir dari Antara, Selasa, 1 Desember 2020.
Menurut Deddy, selain di kawasan Merapi, wisatawan masih memiliki banyak pilihan objek wisata lain yang tersebar di Yogyakarta.
Ia mengakui aktivitas Gunung Merapi cukup memengaruhi kunjungan wisata di DIY dilihat dari tingkat okupansi hotel. Hal ini ditambah dengan kasus positif Covid-19 di daerah ini yang masih meningkat.
Advertisement