Sukses

Kabar Terbaru dari Perburuan Kelompok MIT Ali Kalora

Perburuan terhadap kelompok teroris Ali Kalora menyusul pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun Lewonu, Kabupaten Sigi, Sulteng, Jumat, 27 November lalu.

Liputan6.com, Jakarta Pengejaran terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora hingga kini masih terus dilakukan oleh tim khusus dari unsur TNI, Satgas Tinombala, dan Densus 88.

Meski tujuh dari mereka telah ditangkap, pihak berwajib masih melakukan perburuan mengingat ada 11 anggota lagi yang masih berkeliaran.

Ke-11 orang tersebut antara lain Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Khairul alias Irul alias Aslam, Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Abu Alim alias Ambo. 

Perburuan terhadap kelompok teroris Ali Kalora menyusul pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat, 27 November lalu. Korban berjumlah empat orang yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan menantu.

Untuk memburu kelompok MIT pimpinan Ali Kalora ini, Kapolri Pol Jenderal Idham Azis bahkan memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso berkantor di Poso. 

"Perintah Kapolri Selasa 1 Desember 2020, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan diback up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," tulis Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangan persnya, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020.

Berikut sederet perkembangan terbaru dari perburuan terhadap kelompok Ali Kalora oleh Satgas Tinombala, Densus 88, dan pasukan khusus TNI?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 6 halaman

30 Personel TNI Ditambahkan Buru Kelompok MIT

Sebanyak 30 personel TNI dari matra Angkatan Darat dan Angkatan Laut ditambahkan untuk membantu mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Hal ini disampaikan oleh Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono. 

Menurut dia, memang ada beberapa penambahan dalam proses memburu kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur.

"Memang kita juga ada info terkait penambahan pasukan terakhir informasi dari Kabid Humas kurang lebih di Sigi sendiri sudah stand by pasukan mulai dari kemarin saya sampaikan Satgas Tinombala, Densus 88 Antiteror Polri, Satbrimob Polda Sulawesi Tengah dibantu oleh TNI. TNI juga ada di sana," kata Awi di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020.

Sementara, Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Puspen TNI Kolonel Sus Aidil mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan pasukan khusus ke Poso terkait penanganan kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur.

"TNI berangkatkan pasukan khusus untuk memburu kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur menggunakan Pesawat TNI AU dari Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur" kata Aidil dalam keterangannya, Selasa, 1 Desember kemarin.

3 dari 6 halaman

MIT Diduga Bersembunyi di 3 Kabupaten

Kelompok MIT diduga masih berada di antara tiga kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong atau berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso.

"Dia naik turun gunung," ucap Awi seperti dikutip Antara.

Sementara, dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, kelompok ini kerap turun ke desa untuk meminta bahan makanan dari warga setempat demi bertahan hidup.

"Turun ke desa, meneror masyarakat, meminta makan dan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras," ungkap Awi.

4 dari 6 halaman

Pencarian hingga Menyusuri Hutan

Pihak kepolisian memprediksi bahwa kelompok tersebut akan terus bergerak dalam kondisi terdesak. Mereka bersembunyi di gunung dan hutan lebat sebagai bentuk perlawanan dari pengejaran petugas.

"Sebenarnya kan istilah kami itu mereka sudah terdesak ini, karena apa, kehabisan bekal. Sehingga yang terjadi dia meneror masyarakat, meminta makan, dan terakhir kan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras," tutur Awi.

5 dari 6 halaman

Hambatan Perburuan

Hutan lebat menjadi salah satu tantangan bagi Satgas Tinombala untuk menemukan kelompok pembunuh sadis terhadap satu keluarga di Sigi, Sulteng ini.

"Semoga permasalahan geografis alam ini segera bisa diatasi," kata Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020. 

Berdasarkan keterangan anggota MIT yang ditangkap, jika kelompoknya tiba-tiba melihat anggota Satgas Tinombala dari jarak 10 hingga 20 meter, mereka langsung mengambil posisi tiarap sehingga menyulitkan Satgas menemukan mereka apalagi ditambah kondisi hutan dengan pepohonan yang lebat.

Ditambah lagi jaringan komunikasi serta terjalnya medan menjadi alasan tersendiri mengapa pemburuan kelompok Ali Kalora itu tak kunjung menangkap pimpinan MIT tersebut.

"Selain itu apa di sana? Di sana itu link area kemudian kita juga menemui komunikasi kesulitan, kemudian terjal, ya terjal juga kita tidak terbiasa, jalan pun jalan setapak yang dilakukan," ungkap Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, Jumat (4/12/2020).

6 dari 6 halaman

Perketat Keamanan dan Kirim Logistik ke Warga Sigi

Selain arahan menangkap Ali Kalora dan MIT, Kapolri Idham mengerahkan tim gabungan melakukan pengamanan ketat dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga pasca insiden berdarah di Sigi.

"Polisi menempatkan personel Brimob di tiga lokasi di areal transmigrasi Desa Levonu Sigi juga dikerahkan guna memberikan rasa aman kepada warga. Polisi juga memberi 400 paket sembako dari Polda untuk masyarakat transmigrasi yang mengungsi di Dusun Levonu," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono. 

Pihak berwajib juga melakukan perbaikan terhadap enam buah rumah tinggal atau pos pelayanan umat.

 

 

(Fifiyanti Abdurahman)