Sukses

Cara UMKM di Bekasi Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Untuk tenaga pekerja, UMKM di Bekasi ini banyak merekrut warga terdampak Covid-19 dan korban PHK.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap sektor perekonomian. Mulai dari pendapatan masyarakat yang menurun drastis hingga gelombang PHK besar-besaran yang terjadi cukup masif di berbagai daerah.

Banyak perusahaan kecil dan besar yang akhirnya gulung tikar lantaran operasional yang dibatasi selama pandemi. Namun, tak sedikit pula yang memilih bertahan dengan membuat strategi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemi saat ini.

Salah satunya sektor UMKM, yang meskipun menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19 tetapi masih memiliki peluang besar untuk bertahan dan meningkatkan usaha. Tentunya dengan menggunakan strategi baru baik dalam segi produk maupun pemasaran.

"Awalnya kita membuat seragam dinas, pabrik atau seragam sekolah. Tapi setelah pandemi, karena kondisi yang tidak memungkinkan, kita mencoba bergabung dengan teman-teman UMKM, beralih untuk pembuatan APD," kata Koordinator UMKM PT Maselo Maju Mapan, Amanda kepada Liputan6.com, Minggu (6/12/2020).

Pembuatan APD sebagai kebutuhan utama tenaga medis di masa pandemi Covid-19 dirasa Amanda cocok untuk menyambung usaha konveksi. Pihaknya menggunakan bekas TK di Jalan Mandor Benin No 53-54 Rawalumbu, Kota Bekasi sebagai lokasi produksi.

Dan untuk tenaga pekerja, UMKM ini banyak merekrut warga terdampak dan korban PHK.

"Rata-rata dari mitra UMKM itu banyak menerima penjahit Tanah Abang yang terkena lockdown dan tidak ada orderan, tukang servis keliling, teman-teman yang kena PHK, ojek keliling," ujarnya.

Amanda mengakui banyak kendala yang dihadapi pihaknya di awal-awal produksi, terutama untuk membuat APD sesuai standar WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Produknya juga harus bersaing ketat dengan produk UMKM lain saat hendak masuk ke Kemenkes.

"Alhamdulillah dari Pusat Krisis Kemenkes memberikan kesempatan kepada kami karena produksi UMKM ternyata bisa diterima baik sesuai standar mutu dan kualitas," paparnya.

Saat ini, lanjut Amanda, pihaknya mampu memproduksi sekitar 200.000 buah APD per bulan, dengan pengiriman rata-rata 100.000 ADP ke berbagai rumah sakit di Indonesia.

"Awal kita dapat orderan itu dari rumah sakit. Kemudian karena banyak orang-orang yang tahu kita produksi, lama-lama dari program CSR, perusahaan-perusahaan, rumah sakit yang order ke kami," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Terbantu dengan Adanya UMKM

Ditemui di lokasi packing di Bekasi Timur, Bulak Kapal, salah satu pekerja mengaku sangat terbantu dengan keberadaan UMKM tempatnya bekerja saat ini. Pria yang dulunya berprofesi sebagai penjahit permak levis itu, kini bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari.

"Bekerja di sini sudah tiga bulanan. Alhamdulillah menambah penghasilan, menutupi kecukupan," kata Agus Kusroto. 

Dalam sehari, dia dan pekerja lainnya membuat hingga 50 buah APD. Meski terbilang banyak, namun ia mengaku tak mendapat kesulitan lantaran sudah memiliki keahlian menjahit.

"Dasarnya saya udah bisa jahit di konveksi dan butik dulunya. Gak ada kesulitan, malah lebih mudah ini. Polanya yang bikin pak bos, saya tinggal jahitnya aja," ungkapnya.

Agus berharap pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga perekonomian masyarakat pun bisa kembali pulih seperti sedia kala.

"Harapannya biar cepat selesai pandemi ini, biar orang-orang pada kerja lagi semua. Perekonomian bisa membaik," imbuhnya.