Liputan6.com, Denpasar - Bali telah menjadi situs raksasa beragam seni budaya otentik dan adi luhung. Warna eksotis tersebut banyak dijumpai pada poros Jembrana-Tabanan. Destinasi ini banyak melahirkan tarian-tarian eksotis dengan filosofi besar menginspirasi. Buktinya, peserta Familiarization Trip (Famtrip) Kemenparekraf/Baparekraf pun dibuat takjub, Minggu (6/12/2020) malam.
Menguatkan branding Tabanan-Jembrana-Buleleng, Kemenparekraf/Baparekraf menggelar Famtrip pada 5-9 November 2020. Menggali potensinya, peserta juga memastikan aplikasi CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, dan Environment Sustainability) secara menyeluruh. Peserta Famtrip terpesona oleh banyaknya karya seni budaya otentik dan terkenal yang berada pada poros destinasi tersebut.
Baca Juga
"Kami banyak memiliki tarian khas dan terkenal. Semua dikembangkan oleh seniman lokal di sini. Kami juga melakukan pengembangan tariannya. Selain terus menjaga kelestarian, kami ingin tarian di sini bisa terus eksis. Kami senang karena anak muda (milenial) punya kepedulian tinggi kepada seni tradisional," ungkap Pelatih Tari Bali Sanggar Tari Wahyuni, Desak Ketut Juliati.
Advertisement
Berada di Anjungan Cerdas Mandiri Jembrana, Bali, Minggu (6/12), Sanggar Tari Wahyuni menampilkan 2 tarian khasnya. Ada Tari Bakti Marga dan Tari Mekepung. Dibawakan oleh 2 penari dengan busana khas Bali, Tari Bakti Marga dibawakan dengan lemah gemulai. Tari tersebut asli dilahirkan di Jembrana, menjadi hasil pengembangan Tari Pendet dan Penyambutan.
Filosofi yang ingin disampaikan adalah penyambutan dalam upacara yang dilukan di pura. Gerakannya sangat khas karena menggabungkan Tari Pendet dan Penyambutan. Gerakan tangannya pun terdiri dari agem kanan-kiri, piles kanan-kiri, dan tandang tangkep. Yang unik dari tarian ini adalah adanya gerakan sembahyang, yaitu panganjali suksma Ida Sang Hyang Widhi.
Lalu bagaimana dengan Tari Mekepung? Tarian ini menjadi representasi budaya Mekepung di Jembrana, sekaligus representasi kekayaan agraris di sana. Jumlah penarinya biasanya 6 orang dengan peran yang berbeda, mulai penggambaran kerbau hingga manusia (petani). Secara umum gerakan Tari Mekepung menggambarkan Kerbau, Tandur Kerbau, dan aktivitas membajak sawah.
"Tari Pendet sangat terkenal. Dunia tahu akan tarian ini, pun demikian dengan Tari Penyambutan. Kini wisatawan bisa menikmati kolaborasi keduanya melalui Tari Bakti Marga yang dikembangkan Jembrana. Tariannya sangat khas. Yang pasti, Bali menjadi rumah besar bagi beragam karya seni budaya yang luar biasa," terang Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Puri Agung Kerambitan
Serupa Jembrana, Tabanan juga menjadi situs besar banyak kesenian terkenal. Salah satu sentranya berada di Puri Agung Kerambitan, Desa Pejaten, Tabanan, Bali. Berkembang dari generasi ke-8, seni budaya Puri Agung Kerambitan pun lestari hingga generasi ke-11 saat ini. Karya besar yang lahir adalah Tektekan Calon Arang, Kokokan, Gelang Mabarung, Tari Tani, dan Tari Kurkuak.
Untuk Kurkuak, tarian ini menjadi simbol kesuburan. Penegasannya melalui busana penari yang terbuat dari daun basah dan kering. Pementasannya pada moment tersentu saja. Adapun Tek Tekan Calon Arang ini menjadi dramatari dengan sentral tokoh Calonarang. Penyajiannya diiringi gamelan Tektekan. Biasanya tarian ini butuh durasi pentas 8 jam, namun durasinya dimodifikasi 45 menit di Puri Kerambitan.
"Menikmati seni budaya adi luhung Bali langsung di sana tentu menjadi experience tersendiri. Nuansa jelas berbeda. Wisatawan juga bisa mengeksplorasi banyak sisi otentik dari destinasi-destinasi di sana. Terlebih mereka menerapkan CHSE dengan baik sehingga sangat aman. Destinasi di sana jadi rujukan utama libur Tahun Baru 2021 nanti," jelas Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Rizki Handayani.
Advertisement