Sukses

BPOM Jelaskan Syarat Vaksin Covid-19 Dapat Izin Darurat

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan observasi pengamatan uji klinis fase 3 terhadap vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan observasi pengamatan uji klinis fase 3 terhadap vaksin Covid-19. Adapun uji klinis ini untuk memastikan keamanan dan keefektifan dari vaksin corona Sinovac, China.

"Sekarang kita sedang berproses untuk observasi pengamatan untuk melihat aspek keamanan, terutama khasiat dan efektifitasnya," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dalam siaran persnya, Selasa (8/12/2020).

Jika dinyatakan aman dan efektif, barulah BPOM mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin darurat penggunaan vaksin. Namun, EUA baru dapat diberikan apabila tingkat kemanjuran vaksin sudah mencapai 50 persen.

"Untuk mendapatkannya, efikasi hanya cukup 50 persen, kalau vaksin itu umumnya, biasanya adalah 70 persen," jelas Penny.

Dalam menerbitkan perizinan vaksin, BPOM tetap berdasarkan standar dan referensi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan merujuk BPOM Amerika Serikat, serta regulator di negara lain. BPOM bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), PT Bio Farma dan Kementerian Kesehatan sendiri telah berkunjung ke China beberapa waktu lalu.

Kunjungan tersebut untuk memastikan kehalalan vaksin asal China yang akan disuntikkan ke masyarakat. Penny menyebut sejauh ini vaksin tidak ada efek samping yang serius.

"Alhamdulillah, kalau di aspek mutu itu sudah memenuhi aspek cara produksi obat yang baik, ya. Tidak ada efek samping yang kritikal. Dari aspek keamanan sudah baik, sekarang aspek efektifitas, dan khasiat yang kita tunggu," kata dia.

Penny menegaskan bahwa pemerintah hanya akan memberikan vaksin yang bermutu, berkhasiat dan aman. Untuk itu, dibutuhkan waktu untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization.

"Dan kami juga tentunya akan menganalisa dengan para _expert_ (ahli) dan dokter-dokter ahlinya," tegas Penny.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Vaksin Covid-19 Sudah Tiba

Sebelumnya, vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Indonesia dengan pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 777-300 ER, Minggu 6 Desember 2020 malam. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah telah menerima 1,2 juta dosis vaksin virus Corona atau Covid-19.

Kendati begitu, masih ada sejumlah tahapan yang perlu dilalui sebelum proses vaksinasi dilakukan. Hal ini untuk menjamin keselamatan masyarakat.

"Untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Dan perlu saya tegaskan, pertama seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta efektivitas vaksin," tutur Jokowi lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu.

"Pertimbangan ilmiah hasil uji klinis ini akan menentukan kapan vaksinasi dapat dimulai," lanjutnya.

Menurut Jokowi, masih ada 1,8 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi yang akan tiba lagi di Indonesia pada Januari 2021 mendatang. Adapun vaksin dalam bentuk bahan baku curah akan tiba sebanyak 15 juta dosis vaksin pada Desember 2020 dan 30 juta dosis vaksin di Januari 2021.

Â