Sukses

Melihat TPS Unik Pilkada Serentak 2020, Nuansa Rumah Adat hingga Pakai Hazmat

Melangsungkan Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19 membuat para petugas di TPS melakukan berbagai cara agar masyarakat tidak takut dan tetap menggunakan hak pilihnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pencoblosan Pilkada Serentak 2020 di sejumlah daerah telah dilakukan Rabu, 9 Desember kemarin.

Melangsungkan Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi Corona Covid-19 membuat para petugas di tempat pemungutan suara (TPS) melakukan berbagai cara agar masyarakat tidak takut dan tetap menggunakan hak pilihnya.

Misalnya saja petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mengenakan baju hazmat saat berjaga di TPS 10, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Seorang petugas KPPS bernama Daniel (19) rela mengenakan hazmat berjam-jam secara sukarela. Ia pun menunggu di jalan masuk TPS untuk memeriksa kelengkapan alat pelindung diri (APD) setiap pemilih.

"Sangat gerah, tapi tidak apa-apa, saya senang. Saya cek kelengkapan APD dan menyemprotkan disinfektan. Orangtua saya juga saya semprot, bodo amat. Memang harus patuh. Kalau tidak mau saya usir enggak usah nyoblos," ujar Daniel sambil tersenyum kepada Liputan6.com, Rabu, 9 Desember 2020.

Tak hanya itu, petugas TPS 49 di Kompleks Perumahan Cendana Residence, Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan mengenakan pakaian sekolah agar menarik minat masyarakat untuk mencoblos menggunakan hak pilihnya.

Para petugas TPS tersebut mengusung tema Rindu Sekolah Lagi (Kisah-Kasih di Sekolah).

Berikut sederet cara unik petugas-petugas KPPS di TPS pada saat pencoblosan Pilkada Serentak 2020 dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 8 halaman

TPS Bernuansa Rumah Adat

Tempat Pemungutan Suara (TPS) 30 di lingkungan RT 02/RW 06 Kelurahan Cipayung, Depok, Jawa Barat bernuansa rumah adat sunda.

Di pintu masuk TPS Pilkada Depok 2020 yang berwarna cokelat itu bertuliskan Wilujeng Sumping, artinya Selamat Datang. Pagar-pagar bambu berwarna cokelat juga mengelilingi TPS.

 

3 dari 8 halaman

TPS Tema Kesehatan

Masih di Depok, TPS 56 di Mekarjaya mengusung tema kesehatan. Para petugas KPPS terlihat menggunakan pakaian dokter berwarna putih.

Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk menarik minat warga menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Depok 2020.

 

4 dari 8 halaman

TPS Tema Bersepeda

TPS Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) di Pondok Jagung Timur menggunakan tema hobi. Tema yang diusung petugasnya mengenakan atribut untuk bersepeda.

Para petugas KPPS terlihat menggunakan pakaian bersepeda lengkap dengan helmnya. Ada sejumlah sepeda yang dipajang di sekitar TPS.

 

5 dari 8 halaman

TPS Bertema Sekolah

Tak mau kalah, TPS 49 di Kompleks Perumahan Cendana Residence, Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan mengenakan pakaian sekolah.

Petugas KPPS mengusung tema Rindu Sekolah Lagi (Kisah-Kasih di Sekolah). Mereka terlihat mengenakan pakaian sekolah SD lengkap dengan topi dan membawa tas ransel serta botol minum dikalungkang.

 

6 dari 8 halaman

Bergaya Bak Pecalang atau Penjaga Adat di Bali

Para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di RW 08 Rungkut Mapan Barat, Surabaya, Jawa Timur bergaya bak pecalang atau penjaga adat di Bali.

Mereka terlihat menggunakan baju serba hitam dan kain bermotif papan catur.

"Kami ingin pelaksanaan Pilkada 2020 ini dilakukan dengan aman dan tertib, tetapi juga menyenangkan, karena kalau pakai kostum begini kami juga lebih enjoy. Ada musik-musik juga jadi tidak terkesan kaku," kata Roy Mandala, salah satu panitia, Rabu, 9 Desember 2020.

 

7 dari 8 halaman

Pakai Baju Hazmat

Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Daniel (19), hampir 7 jam mengenakan hazmat saat berjaga di TPS 10, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Daniel bertugas menyambut para pemilih yang datang ke TPS dengan semprotan disinfektan, tak terkecuali orang tuanya sendiri.

Daniel menyampaikan, secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi petugas KPPS. Selama berjam-jam, dengan hazmat putih yang dikenakan, ia menunggu di jalan masuk TPS untuk memeriksa kelengkapan alat pelindung diri (APD) setiap pemilih.

"Sangat gerah, tapi tidak apa-apa, saya senang. Saya cek kelengkapan APD dan menyemprotkan disinfektan. Orangtua saya juga saya semprot, bodo amat. Memang harus patuh. Kalau tidak mau saya usir gak usah nyoblos," ujar Daniel sambil tersenyum kepada Liputan6.com, Rabu, 9 Desember 2020.

 

8 dari 8 halaman

12 Protokol Kesehatan di TPS Saat Pilkada 2020