Sukses

IDI: Covid-19 Sulit Dikendalikan karena Masyarakat Tak Patuh Protokol Kesehatan

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi, mengakui penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi, mengakui penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan. Penyebabnya, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan masih rendah.

"Ditambahi dengan banyaknya peristiwa-persitiwa (kerumunan) yang memicu paparan (Covid-19) yang semakin meluas. Jadi memang betul semakin sulit dikendalikan," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (10/12/2020).

Adib mengatakan, positivity rate Covid-19 di Indonesia pada Rabu (9/12/2020) mencapai 14,3 persen. Standar aman World Health Organization (WHO), positivity rate Covid-19 hanya 5 persen.

Ini menunjukkan, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global. Sementara mobilitas masyarakat saat ini sangat tinggi.

"Susah dikendalikan dalam artian memang satu angka positivity rate sekarang ini apalagi dengan kondisi saat ini dengan mobilitas masyarakat semakin sulit bagi kita menentukan istilahnya tracing," jelasnya.

Menurut Adib, pemerintah sendiri mulai kesulitan menentukan klaster Covid-19. Sebab, aktivitas masyarakat semakin tinggi sehingga kontak erat dengan kasus Covid-19 bisa terjadi di mana saja.

"Makin sulit karena kontak kita, kontak seluruh masyarakat sudah begitu banyak. Karena memang dengan kondisi saat ini mobilitas masyarakat sudah berjalan," kata dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Meningkat Tajam Dalam Sepekan

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan kasus Covid-19 meningkat tajam dalam sepekan terakhir. Bahkan, pada 3 Desember 2020 kasus Covid-19 bertambah 8.369 dalam sehari.

Padahal, jumlah testing (pemeriksaan) Covid-19 pada pekan pertama Desember mencapai 96,35 persen. Ini menunjukkan, penularan Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan.

"Seharusnya, angka testing yang tinggi tidak diikuti dengan peningkatan kasus positif. Ini artinya, tingkat penularan makin tidak terkendali," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/12/2020).

Menurut Wiku, peningkatan kasus positif Covid-19 disebabkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun menurun.

"Data terakhir menunjukkan tingkat kepatuhan memakai masker turun dari 83,6 persen pada bulan September menjadi 57,78 persen pada awal Desember," ujarnya.

Kedisiplinan masyarakat menjaga jarak juga menurun. Pada September 2020, kepatuhan masyarakat menjaga jarak mencapai 59,57 persen. Pada awal Desember 2020 turun menjadi 41,75 persen.

Wiku meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia menegaskan, protokol kesehatan merupakan kunci memutus penyebaran Covid-19.

"Tolong pengertiannya, tolong kerja sama yang serius. Jangan sampai kerja sama kita selama ini hilang percuma," tandasnya.

Reporter: Supriatin

Sumber: Merdeka