Sukses

Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkot Bogor Sulap GOR Jadi Rumah Sakit Darurat

RS darurat di GOR Kota Bogor tersebut akan ditunjang ICU dan IGD, ruang perawatan intensif, tempat beristirahat tenaga kesehatan, dan posko Satgas Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya kasus virus corona Covid-19 di Kota Bogor membuat ketersediaan kamar rawat inap di rumah sakit rujukan menipis.

Untuk itu, Pemerintah Kota Bogor memutuskan mengubah Gelanggang Olahraga (GOR) Padjadjaran sebagai rumah sakit darurat pasien Covid-19.

Ketersediaan kamar di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor hingga pertengahan Desember 2020 ini sudah di level 83 persen.

Untuk itu, Pemerintah Kota Bogor memutuskan mengubah GOR Padjajaran sebagai rumah sakit darurat pasien Covid-19.

"Kita sedang siapkan GOR indoor, estimasi ada 70 tempat tidur disitu," ujar Wali Kota Bogor Bima Arya, Kamis (10/12/2020).

Menurutnya, upaya tersebut bisa menjadi solusi mengingat keterisian ICU sudah di level 83 persen.

"Sekarang masih bisa dihandle, bulan depan belum tentu, jadi harus gerak cepat," kata Bima.

Bima mengatakan, Kota Bogor belum memiliki rumah sakit darurat untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga berat maupun orang tanpa gejala (OTG).

"Rumah sakit darurat untuk menampung orang dengan gejala maupun OTG. Ruang OTG juga hampir penuh," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Ditunjang ICU dan IGD

Rumah sakit darurat tersebut akan ditunjang ICU dan IGD, ruang perawatan intensif, tempat beristirahat tenaga kesehatan, dan posko Satgas Covid-19.

"Dari hasil survei, GOR indoor sangat layak dijadikan rumah sakit gawat darurat," ujar Bima.

Ia berharap rumah sakit darurat sudah bisa beroperasi awal tahun 2021. Pemkot Bogor mengaku sudah membahas rencana untuk menyulap GOR menjadi rumah sakit darurat kepada Satgas Covid-19 nasional.

"Kita sudah hitung kebutuhan biayanya, kita ajukan ke Satgas Covid-19. Saya juga sudah komunikasi, kita berharap awal tahun sudah bisa dioperasikan," terangnya.

Pemkot juga saat ini sudah membuka rekrutmen tenaga kesehatan untuk menanggulangi Covid-19. Sebab, jumlah pasien dengan tenaga kesehatan tidak sebanding.

"Kita juga akan ajukan alat-alat kesehatan ke pemerintah," pungkas Bima.

Video Terkini