Sukses

Menurun Akibat Covid-19, Rata-Rata Penumpang MRT Jakarta 27 Ribu per Hari

Mulai April hingga Mei saat pelaksanaan PSBB rata-rata penumpang harian menyentuh angka 4.059 dan 1.405 orang per hari.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan penumpang MRT sepanjang tahun 2020 rata-rata 27.901 orang per hari. Kata dia, penurunan jumlah penumpang tersebut akibat adanya pandemi virus corona atau Covid-19.

"Jumlah penumpang kami sepanjang tahun 2020 tercatat 9.570.059 penumpang atau rata-ratanya itu 27.901 per hari. Angka itu masih terus berkembang sampai 31 Desember," kata William saat dikonfirmasi Jakarta, Jumat (11/12/2020).

Dia menjelaskan, jumlah penumpang MRT pada Januari hingga Februari sebelum pelaksanaan work from home atau WFH masih mencapai 88 ribu orang per hari. Namun, mulai Maret jumlah penumpang mengalami penurunan menjadi 45.279 orang per hari.

Lalu, mulai April hingga Mei saat pelaksanaan PSBB rata-rata penumpang harian menyentuh angka 4.059 dan 1.405 orang per hari. Kemudian, saat memasuki PSBB transisi Juni 2020 jumlah penumpang harian mencapai 11.351 penumpang.

Kemudian, kata dia, pada Juli hingga November 2020 terus mengalami peningkatan jumlah penumpang meskipun tidak signifikan.

"Total penumpang MRT Jakarta sejak 1 Januari 2020 hingga 8 Desember 2020 sebanyak 9.570.059 orang," ucapnya.

Sementara itu, William juga menyatakan pihaknya mencatat adanya kontraksi pendapatan tiket atau farebox dari ridership mencapai 74 persen.

"Terkait farebox terkontraksi yang tadinya kita targetnya 100 ribu penumpang sekarang kita review menjadi 27.901 penumpang per hari, jadi kontraksinya itu boleh dikatakan sebesar 74 persen di tahun 2020," ujar dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pendapatan Non-Tiket

Kendati begitu, dia mengatakan pendapatan nontiket atau nonfarebox relatif stabil sebesar 47 persen. Bahkan kata dia, pendapatan tersebut lebih baik ketimbang tahun sebelumnya.

"Kita belum tahu angka maksimalnya berapa mungkin akan tetap ada di sekitar Rp 370 miliar per tahun. Nonfarebox dari advertising ini lebih baik dari tahun lalu," jelasnya.

Â