Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mengakui bahwa kasus positif Covid-19 masih ditemukan di lingkungan pesantren. Kemenag mengungkapkan sulitnya menjaga jarak di lingkungan pesantren sebab kamar santri selama ini dihuni oleh beberapa orang.
"Ini merupakan tugas berat (menjaga jarak). Walaupun Kiai sudah sering kali mengingatkan untuk menerapkan 3M," ujar Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghafur dikutip dari siaran persnya, Minggu (13/12/2020).
Baca Juga
Kemenag, kata dia, telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19di lingkungan pesantren. Misalnya, meniadakan tradisi makan bersama dan mendorong pembelajaran secara daring ata
Advertisement
Kendati begitu, Waryono mengatakan bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi pesantren dalam menerapkan pembelajaran daring. Pasalnya, ada beberapa pesantren yang tidak berlokasi di perkotaan sehingga sulit mengakses internet.
"Tidak semua pesantren berlokasi di perkotaan, keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa. Jadi tidak mungkin kegiatan pembelajaran daring dapat diterapkan secara merata," jelasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penerapan Prokes Diperketat
Waryono menekankan bahwa pihaknya telah memint agar penerapan protokol kesehatan di pesantren diperketat. Selain itu, Kemenag telah memberikan bantuan melalui Bantuan Operasional Pesantren (BOP) untuk menyediakan fasilitas dan alat alat pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kemenag telah memberikan bantuan melalui BOP untuk penanganan Covid. Dana bantuan ini dipergunakan untuk menyediakan wastafel dan hand sanitizer. Pesantren juga terus berbenah untuk meminimalisir penyebaran," katanya.
Advertisement