Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta sedang mempertimbangkan rencana pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 setelah tiga agenda serupa sebelumnya terpaksa dibatalkan akibat dampak pandemi COVID-19.
"Sekarang kami masuk rencana keempat dengan opsi membuka sekolah di Januari 2021 atau opsi lain membukanya sekaligus di tahun ajaran baru 2021/2022," ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana.
Pernyataan itu disampaikan dalam webinar bertajuk "Sekolah Tatap Muka yang Aman dan Nyaman Kala Pandemi" yang digelar oleh Gerbang Betawi di Jakarta, Selasa15 Desember 2020.
Advertisement
Rencana pertama, sekolah dibuka pada pertengahan Juli 2020, tapi gagal karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih berlaku. Kemudian dialihkan pada Oktober 2020, tapi juga tidak bisa diimplementasikan, begitu juga rencana pada Desember ini.
Menjelang pemberlakuan pembelajaran tatap muka, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat cermat dan hati-hati untuk mengimplementasikan rencana tersebut. "Sebab kita harus menindaklanjuti surat keputusan bersama (SKB) empat menteri akhir November lalu," katanya.
Bila mengacu pada rencana kerja, Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta berencana membuka pembelajaran tatap muka di beberapa sekolah sebagai proyek percontohan pada Januari 2021. Namun bila pandemi COVID-19 di DKI Jakarta masih tinggi, Dinas Pendidikan akan memundurkan jadwalnya ke April atau hingga masuk tahun ajaran baru 2021/2022.
Nahdiana mengatakan pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan di semua sekolah, karena prinsip Pemprov DKI Jakarta adalah keselamatan anak yang utama, selama pandemi belum berakhir. Setelah itu, baru pemenuhan kegiatan belajar anak.
"Protokol kesehatan merupakan harga mati bila pembelajaran tatap muka ingin dibuka. Karena itu, Dinas Pendidikan tidak mencabut kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama PSBB," katanya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembelajaran Menyenangkan
Dalam surat keputusannya, Kepala Dinas Pendidikan juga mengatur pembelajaran jarak jauh harus dilakukan secara bermakna dan menyenangkan.
"Pembelajaran tatap muka harus dipersiapkan di DKI Jakarta. Ada 1,5 juta peserta didik dan 82 ribu guru di DKI Jakarta, jadi kami harus hati-hati bila membukanya dengan melakukan asesmen," ujarnya.
Webinar Gerbang Betawi ini menghadirkan para narasumber, yakni Dr Margani M Mustar MSc (Dewan Majelis Adat Bamus Betawi), Dr Tuti Tarwiyah Adi MSi (dosen Universitas Negeri Jakarta/Direktur Departemen Budaya Gerbang Betawi) dan Dr dr Syarief Rohimi Sp.A(K) (dokter spesialis anak/Dewan Pakar Gerbang Betawi).
Advertisement