Liputan6.com, Jakarta Terdakwa kasus penghapusan red notice atas nama Djoko Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte menyebut jika handphone milik Djoko Tjandra dan Tommy Sumardi tidak disita oleh penyidik. Hal ini disampaikan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Kamis (17/12/2020).
"Yang mulia, dalam berkas perkara ini saya lihat hampir semua hp dari semua saksi termasuk punya saya itu disita penyidik dengan nomor sim card yang saya pakai dari 2017 sampai disita penyidik," kata Napoleon.
"Tapi sepanjang sidang, kami lihat ada 2 hp yang enggak disita padahal saksi kunci, saudara Djoko Tjandra dan Tommy Sumardi, tidak di sita no atau hp pada periode Maret-Juni 2020. Padahal itu satu kunci lihat kebenaran hakiki daripada kejadian yang tak terbantahkan," sambungnya.
Advertisement
Hal itu pun menjadi pertanyaan besar pihaknya terkait penyidik yang tidak melakukan penyitaan.
"Pertanyaan besar kami mengapa penyidik tidak melakukan penyitaan? Kalau hp boleh dibuang tapi bisa dapat call data record dari rekaman pembicaraan itu dari nomor-nomor yang walaupun sudah dimatikan pun masih bisa dari pengalaman kami yang sudah 32 tahun sebagai penyidik," jelasnya.
"Kedua kalau hp dibuang call data record dan isi WA masih bisa dibuka," tambahnya.
Dengan begitu, ia pun melihat adanya keganjilan dalam proses penyidikan tersebut.
"Kami lihat ada sesuatu yang ganjil dalam proses penyidikan ini yang akhirnya memunculkan dugaan kuat adanya suatu hal yang disembunyikan," ungkapnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kata Djoko Tjandra
Sementara itu, Djoko Tjandra mengaku jika dirinya sempat mengganti nomer handphone miliknya yang pernah dipakai untuk menghubungi Tommy Sumardi. Pergantian nomer itu dilakukan, karena nomernya itu telah viral di media sosial.
"Telpon nomor 0176952044 itu pada bulan Juli di viral oleh macam-macam media. Sehingga dalam satu hari telpon saya bisa masuk WA 1.000 bahkan 1.500 jumlahnya yang masuk," kata Djoko Tjandra.
"Dalam situ ada prihatin dan maki-maka saya dan sebagainya. Empat hari saya nyalakan, biarin, dihub dan saya on kan 1.000an telpon bunyi in second tak berhenti. Sehingg saya bilang sekretaris saya tolong kamu carikan nomor telponnya ini nomor enggak dipake," sambung Djoko Tjandra.
Napoleon pun kemudian mempertanyakan apakah di berkas perkara ada barang bukti forensik yang berupa data record atau whatsapp chat yang mengkoneksikan nomor Djoko Ttjandra dengan Tommy.
"Tidak, saya bisa jawab bahwa tidak ada. Yang ada bahwa nomor telpon saya yang baru yang saya sudah berikan saat saya melakukan pemeriksaan di Bareskrim," jawab Djoko Tjandra.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka
Advertisement