Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno menilai, konsistensi pencatatan keuangan usaha ultra mikro menjadi tantangan. Pasalnya, mayoritas usaha ultra mikro gagap teknologi.
"Jumlah usaha ultra mikro yang sudah terhubung dengan teknologi ini sangat kecil," kata Sandiaga, Senin (21/12/2020).
Baca Juga
Apalagi, jumlah populasi usaha ultra mikro di Indonesia sangat luar biasa besarnya. Oleh sebab itu, kata dia, satu-satunya cara agar pelaku usaha ultra mikro bisa melakukan pencatatan keuangan secara konsisten yaitu harus disiplin.
Advertisement
Walaupun uang yang didapat pelaku usaha ultra mikro terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi harus tetap dicatat dengan menggunakan metode atau cara pencatatan yang sesimpel mungkin.
Dengan begitu, pelaku usaha ultra mikro akan lebih tahu biaya pokok dari produk yang dijual dan bisa mendapatkan kinerja yang lebih baik. "Menurut saya kedisiplinan itu harus kita terapkan dari level sedini mungkin," kata Sandiaga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Lakukan Kolaborasi
Sandiaga mengatakan, jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) saat ini mencapai 64 juta. Pelaku UMKM harus bisa melakukan kolaborasi yang disebut sebagai public private people partnership.
"Hal itu untuk memberikan akses mereka terhadap digitalisasi, terutama pencatatan keuangan," ucap Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu.
Seperti diketahui, data dari Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) menyatakan, sektor UMKM menjadi kontributor penting terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebab, UMKM menyumbang 60% PDB dan berkontribusi 14% pada total ekspor nasional sepanjang 2019.
Advertisement