Liputan6.com, Jakarta: Dalam peringatan hari anak perempuan internasional, Plan Indonesia menggelar kampanye "Because I Am A Girl" (BIAAG). BIAAG merupakan kampanye global Plan yang bertujuan memberdayakan kaum perempuan di seluruh dunia.
"Peringatan hari anak perempuan internasional ini, perlu dijadikan momen untuk memperluas akses perempuan di berbagai bidang, terutama pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan perlindungan," kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus di Jakarta.
Menurutnya, sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan anak, Plan memiliki perhatian sangat besar dalam upaya pemberdayaan kaum muda perempuan. Di Indonesia, BIAAG dilakukan melalui program pemberdayaan ekonomi kaum muda, program advokasi, pendidikan, dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan melalui kegiatan sepakbola.
"Khusus untuk pemberdayaan kaum muda perempuan, kami sudah memulainya di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara," ujarnya. Kepala Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono mengatakan, laporan global Plan International menunjukkan bahwa 66 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak terakses pendidikan dasar dan lanjutan.
Sebanyak 150 juta anak perempuan di bawah usia 18 tahun di berbagai belahan dunia, pernah mengalami bentuk kekerasan, termasuk pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya. Bahkan, setiap tahun, 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah. (FRD)
"Peringatan hari anak perempuan internasional ini, perlu dijadikan momen untuk memperluas akses perempuan di berbagai bidang, terutama pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan perlindungan," kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus di Jakarta.
Menurutnya, sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan anak, Plan memiliki perhatian sangat besar dalam upaya pemberdayaan kaum muda perempuan. Di Indonesia, BIAAG dilakukan melalui program pemberdayaan ekonomi kaum muda, program advokasi, pendidikan, dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan melalui kegiatan sepakbola.
"Khusus untuk pemberdayaan kaum muda perempuan, kami sudah memulainya di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara," ujarnya. Kepala Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono mengatakan, laporan global Plan International menunjukkan bahwa 66 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak terakses pendidikan dasar dan lanjutan.
Sebanyak 150 juta anak perempuan di bawah usia 18 tahun di berbagai belahan dunia, pernah mengalami bentuk kekerasan, termasuk pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya. Bahkan, setiap tahun, 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah. (FRD)