Sukses

Sandiaga ke Wishnutama: Izinkan Saya Terus Memanggil Mas Menteri

Sandiaga Uno melakukan serta terima jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Wishnutama Kusubandio di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (23/12/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Sandiaga Uno melakukan serta terima jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Wishnutama Kusubandio di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (23/12/2020).

Pada kesempatan ini, Sandiaga menyampaikan kepada Wishnutama ingin tetap memanggil mantan bos NET TV itu sebagai "Mas Menteri". Dia mengatakan, seseorang sekali menjadi menteri akan tetap menjadi menteri.

"Sekali jadi menteri tetap jadi menteri pak, karena ada satu kode etik. Izinkan saya terus memanggil Mas Wishnutama Kusubandio sebagai Mas Menteri," kata Sandiaga dalam acara sertijab.

Sandiaga menilai, Wishnutama sebagai talenta terbaik. Dia pun berterima kasih atas kerja selama satu tahun belakangan dan mendoakan yang terbaik untuk Wishnutama.

"Ini sahabat, talenta terbaik yang dimiliki bangsa ini dan saya sangat terhormati bapak telah memberikan sumbangsih terbaik, mas menteri dalam satu tahun ini kita harapkan dan doakan yang terbaik untuk mas menteri," kata Sandiaga.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Wishnutama

Sementara itu, Wishnutama mengatakan, Sandiaga akan menghadapi tantangan besar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Terutama menjalankan perencanaan di tengah pandemi Covid-19. Seperti pengalamannya satu tahun ini.

"Saya jadi tim besar ini di masa yang sangat unpredictable segala sesuatu sulit ditebak. Perencanaan pun hampir sebagian besar kadang bisa dieksekusi, tapi sebagian besar tidak bisa dieksekusi," kata dia.

Wishnutama pun menyerahkan tongkat kepemimpinan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada Sandiaga.

"Tongkat estafet untuk melanjutkan memimpin kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif saya serahkan dan titip pak menteri, teman-teman sekalian di sini agar kita semua bisa maju," ucap Wishnutama.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka