Sukses

Jadi Wamenkumham, Eddy Hiariej: Saya Pelajari Masalah Krusial yang Ada

Eddy mengaku, siap membantu siap membantu kerja Yasonna dalam menangani persoalan hukum dan HAM di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej akan mempelajari masalah-masalah krusial di kementeriannya, pasca dilantik Presiden Jokowi.

Setelah itu, dia akan memberikan solusi terkait persoalan yang tengah ditangani Kemenkumham.

"Sebagai orang baru yang masuk ke Kemenkumham, saya akan mempelajari, mengidentifikasi lebih dulu kira-kira masalah apa yang cukup krusial di kemenkumham dan apa solusinya," ujar Eddy Hiariej usai pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (23/12/2020).

Usai dilantik, Eddy mengaku langsung menemui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Namun, dia belum sempat berbicara banyak kepada Yasonna terkait tugas di Kemenkumham.

"Saya tadi baru kurang lebih 15 menit bertemu dengan Prof Yasonna Laoly sebagai Menkumham. Kami belum bicara lebih banyak karena beliau ada rapat dengan Menko Polhukam," kata dia.

Eddy mengatakan dirinya berencana berkoordinasi dengan Yasonna pada Senin, 28 Desember 2020. Pada prinsipnya, dia siap membantu kerja Yasonna di menangani persoalan hukum dan HAM di Indonesia.

"Pak Menteri dan saya akan melakukan pembagian tugas mana yang akan beliau tangani dan mana yang akan saya tangani atau apa yang akan saya bantu kepada beliau," ucapnya.

Terlebih, kata dia, Kemenkumham memiliki banyak direktorat jenderal (Ditjen) yang masing-masing mempunyai tugas dan masalah berbeda. Mulai dari, Ditjen Imigrasi, Ditjen Hak Asasi Manusia, Ditjen Hak Atas Kekayaan Intelektual, Ditjen Administrasi Hukum Umum, hingga Ditjen Permasyarakatan.

"Saya akan koordinasikan dengan Pak Menteri mana yang harus diperbaiki dan mana yang sudah baik dan ditingkatkan. Kami belum bicara detail mengenai tupoksi dan apa yang menjadi tugas saya," jelas Eddy.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tambah 3 Jabatan Wakil Menteri

Seperti diketahui, Presiden Jokowi melantik enam menteri dan lima wakil menteri, hasil reshuffle kabinet di Istana Negara Jakarta, Rabu pagi. Dalam reshuffle kabinet kali ini, Jokowi mengisi dua posisi yang kosong lantaran pejabat sebelumnya tersandung kasus korupsi. Dia juga mengganti beberapa kementerian dengan pemain baru.

Selain itu, Jokowi menambah tiga jabatan wakil menteri di kabinet Indonesia Maju. Tiga jabatan baru itu antara lain, Wakil Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Pertanian, dan Wakil Menteri Hukum dan HAM.

Eddy merupakan Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia berhasil meraih gelar akademis tersebut di usiang yang terbilang muda yakni, 37 tahun.

Selain itu, dia pernah menjadi saksi ahli Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu. Eddy dihadirkan dalam persidangan persidangan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).