Sukses

Hadiri Misa Natal Tatap Muka, Jemaat Katedral Jakarta Dicek Suhu Tubuh

Tidak terlihat kepadatan atau kerumunan karena Gereja Katedral membatasi jemaat yang akan mengikuti Misa Natal tatap muka.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaat Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga atau Katedral Jakarta harus melalui pemeriksaan suhu tubuh untuk dapat mengikuti Misa Natal 2020 secara tatap muka pukul 11.00 WIB sebelum masuk ke dalam gereja melalui Gerbang Kasih.

Pantauan di lokasi, Jumat (25/12/2020), pemeriksaan suhu tubuh dilakukan oleh petugas keamanan internal gereja, sementara sejumlah anggota TNI/Polri berjaga-jaga di sekeliling gereja.

Dikutip dari Antara, tidak terlihat kepadatan atau kerumunan karena Gereja Katedral membatasi jemaat yang akan mengikuti Misa Natal tatap muka. 

Gereja Katedral mengadakan tiga kali Misa Natal, yaitu satu kali secara daring dan dua kali tatap muka. Misa Natal secara daring diadakan pukul 09.00 WIB, sedangkan Misa Natal secara tatap muka dijadwalkan pukul 11.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.

Sementara itu, pos pengamanan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dari Polres Metro Jakarta Pusat telah siaga di depan Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereja Katedral.

Sejumlah kendaraan taktis untuk mengantisipasi gangguan keamanan milik Polri juga diparkir di jalan antara Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Misa Malam Natal, Katedral Jakarta Ajak Umat Tidak Mementingkan Diri Sendiri

Misa Perayaan Malam Natal Katedral Jakarta mengajak umat Katolik untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri dan dapat menempatkan Yesus yang pertama dalam segala hal. Sehingga, dapat mengalami suka cita dalam berbagai aspek kehidupan.

"Dari pengalaman, kita perlu melakukan sesuatu agar secara pribadi mengalami suka cita dalam hidup keluarga dan dunia kita. Apa yang harus kita perbuat?" kata Romo Edi Mulyono saat menyampaikan Homili secara daring pada Misa Perayaan Malam Natal Katedral Jakarta, Kamis 24 Desember 2020. 

Ia mengatakan, suka cita dalam kehidupan dapat diraih dengan cara pertama yaitu menempatkan Yesus sebagai yang pertama dalam segala hal.

"Rindukan Yesus, kangen kepada Allah yang nyata dalam diri Yesus, yang kangen juga untuk menyelamatkan kita," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Romo Edi mengajak umat Katolik untuk tidak mengutamakan dirinya sendiri dan mengesampingkan Yesus. Karena jika begitu, maka suka cita tidak akan menghampiri.

Menurut dia, totalitas untuk Yesus adalah yang paling utama untuk mendapatkan suka cita.

"Bukan diri kita yang kita tempatkan dalam hidup tetapi Yesus, dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kepedulian bahkan tangis dan tawanya. Ikuti Yesus apa maunya, katanya, contohnya, kepeduliannya," kata Romo Edi.