Sukses

Kata PSI soal Rekaman Suara yang Meminta Kenaikan Dana Parpol Saat Rapat DPRD DKI

Sebelumnya, beredar rekaman suara anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana yang mengusulkan kenaikan anggaran dana parpol.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana membenarkan, rekaman permintaan kenaikan dana bantuan politik (banpol) untuk partai politik (parpol) yang tengah viral memang suaranya.

Namun, kata dia, rekaman yang tersebar tersebut sudah tidak utuh atau sudah dipotong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Saya menyayangkan rekaman tersebut hanya potongan diskusi rapat, bukan merupakan diskusi yang utuh. Saya minta dibuka lengkap semua rekaman rapat-rapat kita dari awal sampai akhir, bukan penggalan kalimat tanpa konteks dan substansi," kata William dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/12/2020).

Politikus PSI ini menyampaikan, konteks kalimat yang disampaikan mengenai kenaikan dana banpol itu untuk menanggapi rekomendasi kebijakan dari KPK dan LIPI. Yakni untuk memperkuat demokrasi dan menekan korupsi oleh para pejabat publik dari partai politik.

"Rekomendasi KPK dan LIPI bahwa partai politik harus memiliki keuangan yang sehat untuk beroperasi, dengan demikian potensi korupsi politik dapat ditekan," ucap William.

Menurut dia, DKI Jakarta masih dalam kondisi pandemi dan kesulitan ekonomi. Untuk pembahasan tersebut menjadi tidak relevan.

"Itu perlu masalah timing saja, pantas atau tidak? Karena melihat konteks yang tidak relevan, maka pada Pandangan umum itu PSI tidak mendorong kenaikan dana Banpol. Malah kami menegaskan untuk memangkas kegiatan-kegiatan yang tidak relevan seperti kenaikan RKT ratusan miliar yang sempat diusulkan," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Isi Rekaman Suara dari Anggota PSI

Sebelumnya, beredar rekaman suara anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana yang mengusulkan kenaikan anggaran dana parpol.

"Mungkin bisa dinaikkan lagi per suara sehingga kita maunya Rp 7.000, Rp 20.000. Kami mau setinggi-tingginya sehingga bisa memenuhi operasional partai. Tapi kami yang realistis saja. Bisa tidak dinaikkan untuk 2021? Itu pimpinan yang kami ingin sampaikan, terima kasih," kata William dalam rekaman tersebut.