Sukses

5 Tanggapan Usai Video Parodi Lagu Indonesia Raya Buatan Warga Malaysia Viral

Pada video parodi itu, lirik lagu Indonesia Raya diubah oleh pelaku menjadi kata-kata yang provokatif. Selain itu, Burung Garuda yang menjadi simbol negara Indonesia diganti menjadi ayam.

Liputan6.com, Jakarta - Lagu kebangsaan Indonesia Raya dibuat video parodi oleh orang yang diduga berasal dari Malaysia. Video itu pun viral di sosial media.

Pada video parodi itu, lirik lagu Indonesia Raya diubah oleh pelaku menjadi kata-kata yang provokatif. Selain itu, Burung Garuda yang menjadi simbol negara Indonesia diganti menjadi ayam.

Usai kejadian tersebut, sejumlah pihak pun angkat bicara. Lewat Kedutaan Besar-nya yang ada di Jakarta, Pemerintah Malaysia menyampaikan pernyataan resmi.

"Apabila konten tersebut diunggah oleh warga Malaysia, maka langkah tegas akan diambil oleh Pemerintah Malaysia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," tulis pernyataan tersebut di akun Twitter @MYEmbJKT.

Tak hanya itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintah Malaysia, hingga akhirnya video milik YouTuber MyAsean dihapus.

"Sejak dua hari lalu KBRI di KL dan Kemlu sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah dan otoritas terkait di Malaysia atas kejadian ini," ujar (plt.) juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Senin (28/12/2020).

Bahkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meminta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mengusut pelaku pembuatan video itu.

Berikut beragam tanggapan usai viral video parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya di sosial media dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 7 halaman

1. Teguran Kemlu

Parodi Lagu Indonesia Raya versi Youtuber Malaysia tengah viral di media sosial. Menanggapi hal tersebut, melalui Kedutaan Besar di Jakarta, disampaikan pernyataan resmi.

Pemerintah Malaysia menyebutkan bahwa pihaknya mengutuk keras segala bentuk provokasi negatif. Serta akan mengambil langkah tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sementara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintah Malaysia, hingga akhirnya video milik YouTuber MyAsean dihapus.

"Sejak dua hari lalu KBRI di KL dan Kemlu sudah melakukan komunikasi dgn pemerintah dan otoritas terkait di Malaysia atas kejadian ini," ujar (plt.) juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Senin (28/12/2020).

Faiza melihat bahwa pemerintah Malaysia sudah mengambil tindakan atas apa yang Indonesia sampaikan, termasuk take down tayangan YouTube yang menghina lagu Indonesia Raya.

Namun, pihak Kemlu mengingatkan agar tidak ada aksi provokatif dari pihak netizen Indonesia. Pasalnya, Kemlu juga telah mendeteksi adanya oknum dari sisi YouTuber Indonesia yang juga menyinggung negara-negara lain.

"Ada baiknya juga didalami unggahan-unggahan content media sosial, termasuk YouTube di Indonesia yang offensive terhadap negara lain, termasuk ke Malaysia," jelas Faiza.

 

3 dari 7 halaman

2. Kemlu Konfirmasikan Pelaku Memang dari Malaysia

Pihak Kemlu telah mengkonfirmasi bahwa pembuat video parodi lagu Indonesia Raya memang berasal dari Malaysia.

Terkait hukuman, Kemlu menyerahkan pada sanksi yang ada di hukum negeri jiran tersebut. Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi.

"Hukumannya berpulang pada aturan hukum di Malaysia," kata Faiza.

 

4 dari 7 halaman

3. KBRI Kuala Lumpur Minta Polisi Malaysia Usut Pembuat Video

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meminta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mengusut pelaku pembuatan video viral parodi lagu Indonesia Raya.

"Kita sudah ada komunikasi dengan Kemenlu dan memang phak PDRM akan melakukan investigasi," ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar.

Dalam video parodi lagu Indonesia Raya yang beredar, pelaku melakukan perubahan dalam bentuk lirik. Tiap kata yang diubah mengandung kata-kata provokatif.

Tak berhenti di situ saja, Burung Garuda yang menjadi simbol negara Indonesia juga diganti menjadi ayam. Dalam rekaman video itu juga terlihat kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis secara terbalik.

Yoshi mengatakan, berdasarkan pemantauannya video tersebut kini sudah dihapus dari YouTube. "Ini kalau melihat video-nya juga sudah di-take down atau diturunkan. Itu kalau dari sisi channel-nya. Tapi mungkin masih ada karena beredar di media," katanya.

Pihak KBRI Kuala Lumpur sudah melakukan koordinasi gerak cepat untuk merespons kasus ini.

"Begitu video naik kami langsung koordinasi dengan PDRM dan Kemenlu di sini. Dari situ kemudian keluar pernyataan dari Kedutaan Malaysia. Itu hasil koordinasi kami dengan pihak Kemenlu guna meredam situasi yang kita lihat kini karena ramai di media dan banyak komentar," ungkap Yoshi.

 

5 dari 7 halaman

4. KBRI Minta Warga Indonesia Menahan Diri

Yoshi menegaskan, kasus ini akan diselesaikan sesuai dengan koridor ketentuan hukum yang berlaku.

"Kita lihat. Prosesnya yang mengalir saja. Kita percayakan kepada pihak Malaysia. Kita percayakan kepada pihak PDRM Malaysia untuk investigasi masalah ini. Jadi biarkan bergulir seperti itu. Kita akan terus pantau," ucap dia.

Pihak KBRI Kuala Lumpur mengetahui video tersebut pada Minggu 27 Desember berdasarkan laporan dari masyarakat.

"Segera setelah kita ketahui, kita trace ke belakang ada beberapa channel tetapi kalau masuk ke sana wilayah PDRM setempat. Jadi kita ikuti koridor yang berlaku," kata Yoshi seperti dilansir Antara.

Pihaknya mengimbau masyarakat Indonesia agar dapat menahan diri.

"Faktanya memang ada. Kalau mencederai ya memang tetapi kita mesti lihat lagi. Tindakan yang dilakukan ini kan sensitif tentunya, provokatif. Yang bisa mempengaruhi hubungan people to people dan Indonesia - Malaysia yang sudah baik. Jadi jangan terpancing. Yang jelas kita percayakan kepada hukum. Respons mereka juga cepat. Kita apresiasi," Yoshi memungkasi.

 

6 dari 7 halaman

5. PM Malaysia Didorong Minta Maaf

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mendorong secara kenegaraan Perdana Menteri Malaysia untuk meminta maaf kepada masyarakat Indonesia soal parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diduga ulah warganet dari negeri Jiran itu.

"Kasus pelecehan terhadap Negara Republik Indonesia ini juga harus ada perhatian dari PM Malaysia," tegas Benny dalam keterangan tertulis.

Dia menilai parodi lagu Indonesia Raya dan lecehkan lambang Garuda Pancasila merupakan tindakan tidak terpuji.

Menurut alumni Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Malang itu, tindakan tersebut telah melukai hati Warga Negara Indonesia.

"Kasus ini tidak bisa dibiarkan, Kemenlu harus segera bertindak berdiplomasi," tutur dia.

Dirinya juga mendorong kepada kepolisian Malaysia untuk mengusut tuntas secara terbuka sesuai perundang-undangan Malaysia.

"Ini harus diproses secara hukum sesuai perundangan," ucap Benny.

Selain itu, dirinya menjelaskan bendera, bahasa, dan lambang Negara serta Lagu Kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas bangsa sebagai wujud eksistensi yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan Bangsa Indonesia.

"Dalam undang-undang warga asing maupun bukan jika melecehkan simbol-simbol negara, maka harus ditindak tegas," terang dia.

Meskipun demikian BPIP menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri Luar Negeri dan Pemerintahan Malaysia untuk menyelesaikan dengan baik secara diplomatis dan diharapkan tidak terulang lagi.

"Kami BPIP serahkan sepenuhnya kepada Ibu Menteri Luar Negeri untuk dapat menyelesaikannya. Kita juga yakin Pemerintahan Malaysia akan serius menuntut tuntas kasus ini," tutup Benny.

7 dari 7 halaman

Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia