Sukses

Sejumlah Nakes Terima SMS Informasi Vaksin Covid-19

Soal vaksim yang akan disuntikkan, sang Nakes tidak mengetahui lebih lanjut. Yang jelas, melalui PeduliLindungi.id namanya dipastikan sebagai penerima vaksin tahap pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tenaga kesehatan telah menerima pemberitahuan melalui SMS menerima vaksin covid-19 gratis tahap pertama. Rahma, seorang perawat di rumah sakit swasta rujukan Covid-19 Jakarta menerima pesan tersebut pada Sabtu 2 Januari 2021.

"Kemarin dapat SMS ini (pemberitahuan penerima vaksin)," ucap Rahma kepada merdeka.com, Minggu (3/1).

Setelah mendapat pesan tersebut, Rahma mengaku belum mengetahui tahap lanjutan. Saat ini, ia masih menunggu arahan langsung dari manajemen rumah sakit.

"Tunggu dari rumah sakit bagaimana selanjutnya," tuturnya.

Soal vaksim yang akan disuntikkan, Rahma tidak mengetahui lebih lanjut. Yang jelas, imbuhnya, melalui PeduliLindungi.id nama Rahma dipastikan sebagai penerima vaksin tahap pertama.

Format pesan yang diterima Rahma adalah nama lengkap calon penerima vaksin (Nomor Identitas Kependudukan). Anda calon penerima vaksin Covid-19.

Diketahui pemerintah mulai menjalankan persiapan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dengan mendata penerima tahap pertama setelah jutaan vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia.Kemenkes telah mengirimkan SMS blast kepada para penerima vaksin tahap pertama, terutama kepada tenaga kesehatan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tunggu Izin

"Ada beberapa persiapan yang kita lakukan, salah satunya adalah data sasaran. Kita mulai dengan SMS edukasi pada tanggal 31 (Desember 2020)," kata Nadia dilansir Antara, Sabtu (2/1).Menurut Nadia, yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, metode itu digunakan untuk memverifikasi data sasaran.

Cara kerjanya adalah tenaga kesehatan yang menerima SMS blast itu akan mengisi formulir dengan nomor induk kependudukan (NIK), yang akan mengungkapkan apakah mereka masuk dalam sasaran vaksinasi atau tidak.

Jika tenaga kesehatan tersebut tidak terdaftar, Kemenkes akan menginformasikan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, Puskesmas atau klinik, kemudian data itu disampaikan ke sistem informasi kesehatan.

Semua proses itu dilakukan sembari menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin untuk penggunaan vaksin COVID-19, termasuk vaksin Sinovac yang sudah tiba di Tanah Air pada Desember 2020.

"Kita menunggu izin, tapi tentunya kita lakukan secara pararel supaya kita bisa segera memulai vaksinasi ini. Kita lakukan sesuai dengan jadwal sekitar pekan kedua kita sudah bisa mulai melakukan vaksinasi ini," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah berencana segera mendistribusikan vaksin COVID-19 ke seluruh provinsi di Indonesia. Menkes Budi mengharapkan sebelum masyarakat kembali bekerja pada Januari, program vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sudah bisa dimulai.