Sukses

Disease X Disebut Jadi Wabah Usai Covid-19, Begini Penjelasan Ahli

Disease X ini, kata Dicky, dianggap sebagai penyakit mudah menular yang berpotensi menyebabkan pandemi, dan menyebabkan kematian dalam jumlah banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan dunia memprediksi Disease X akan ada pandemi lainnya yang akan dihadapi manusia setelah Covid-19. Profesor emeritus dari Department of Emergency Medicine Arizona University, Amerika, Kenneth Iserson menyatakan bahwa di masa mendatang, sejumlah penyakit menular berpotensi besar akan mewabah seperti pandemi Covid-19.

Saat ini, sejumlah penyakit menular tersebut disebut sebagai Disease X. Disease X sendiri merupakan istilah untuk penyakit menular yang belum diketahui manusia.

"Ada kemungkinan penyakit menular yang tidak dikenal lainnya sudah bersirkulasi dan bisa memberikan implikasi dahsyat," kata Kenneth Iserson, dikutip dari The Straits Times.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, istilah Disease X sudah digunakan oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 2015. Istilah itu digunakan untuk sebuah penyakit yang belum diketahui.

“Penyakit X ini adalah nama untuk penyakit yang belum diketahui. Huruf X dalam bahasa Inggris sering dikaitkan dengan sesuatu hal yang belum diketahui, tapi dari tahun 2015, istilah ini sudah dipakai oleh WHO," ujar Dicky kepada merdeka.com, Minggu (3/1/2021).

Dia memaparkan, ada sekitar 1,6 juta virus yang belum diketahui manusia. Dari jumlah itu, sekitar 827 ribu yang dinilai bisa menginfeksi manusia dan hanya 263 virus yang benar-benar bisa menginfeksi manusia. Disease X ini, kata Dicky, dianggap sebagai penyakit mudah menular yang berpotensi menyebabkan pandemi, dan menyebabkan kematian dalam jumlah banyak.

“Yang artinya 99 persen virus yang bisa menjadi ancaman pandemi itu belum kita ketahui. Memang luar biasa besar ancaman pandemi yang disebabkan oleh virus yang asal muasalnya dari hewan," kata Dicky.

Dicky mengatakan, WHO sebenarnya memiliki daftar penyakit yang menjadi prioritas untuk ditangani. Misalnya Covid-19, HIV, dan Ebola. Dalam regulasi kesehatan global yang dirancang, WHO berharap setiap negara memiliki kemampuan untuk mendeteksi secara dini ancaman dari suatu wabah, epidemi, maupun pandemi.

“Deteksi merupakan kunci dari menanggulangi pandemi. Kemampuan penelusuran penyakit, terutama pada hewan juga penting untuk dikuasai. Soal dengan Disease X yang dilaporkan di Kongo, saya lihat itu bukan Ebola,” kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ancaman Pandemi Semakin Besar

Temuan Disease X itu menurutnya telah memperlihatkan adanya ancaman pandemi yang semakin besar. Memang biasanya pandemi terjadi setiap lima tahun sekali dalam 20 tahun terakhir. Namun, Dicky memprediksi, pandemi penyakit menular lainnya saat ini bisa lebih cepat terjadi.

"Era pandemi artinya ancaman pandemi akan lebih serius. Artinya sistem kesehatan kita harus lebih kuat. Selama pandemi covid-19 ini kita mendapatkan tes terhadap sistem kesehatan kita," ujarnya.

Dia pun membeberkan alasan mengapa pandemi bisa lebih cepat terjadi dalam kurun waktu yang biasa terjadi. Menurutnya, pengabaian asas keseimbangan alam menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, interaksi antara hewan, manusia, dan alam semakin hari semakin tinggi. Dia pun mendorong adanya pendekatan one health.

"Itulah sebabnya kami mendorong dunia untuk melakukan pendekatan one health atau pendekatan yang menyelaraskan pembangunan kesehatan dan lingkungan. Sebab, ketidakharmonisan alam dengan manusia akan menyebabkan kerugian besar di bidang Kesehatan,” terangnya.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com