Sukses

DPRD DKI Sebut Jatah Vaksin Covid-19 untuk Nakes di Jakarta Masih Kurang

Terkait kapan jadwal vaksinasi Covid-19 akan dilakukan, Ketua DPRD DKI Zita Anjani mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi pusat.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani menyatakan distribusi dosis vaksin Covid-19 mulai disalurkan sesuai kebutuhan tenaga kesehatan atau nakes di seluruh daerah, salah satunya DKI Jakarta.

Namun, ia menyebut jatah vaksin Covid-19 yang diterima DKI dinilai masih kurang maksimal untuk memenuhi seluruh tenaga kesehatan yang berjumlah 131 ribu orang. 

"Terkonfirmasi hari ini akan masuk 120 ribu dosis untuk nakes di Jakarta. Sebetulnya kurang, karena ada 131 ribu nakes. Butuh 262 ribu dosis idealnya, sebab satu orang disuntik dua kali selang 14 hari. Mungkin bertahap," kata Zita dalam keterangannya, Kamis (7/1/2021).

Terkait kapan vaksinasi akan mulai dilakukan, Zita mengaku pihak Pemprov DKI belum bisa memberikan kepastian.

"Hingga sekarang penggunaan vaksin belum ditentukan kapan, karena Pemprov DKI Jakarta sendiri masih menunggu keputusan dari Kemenkes dan tim pusat," katanya. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Masih Menunggu Izin BPOM

Dia juga menyebut, bahwa pemerintah juga harus menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlebih dahulu.

"Saya pikir ini wajar, memang vaksinisasi tidak boleh dilakukan sebelum ada Emergency Use Authorization, atau izin penggunaan darurat dari BPOM. Kita harus tunggu uji klinisnya dulu," katanya.

"Saat ini biarkan BPOM mengawal keamanan, khasiat, dan mutu vaksin Covid-19 dengan cermat tanpa tekanan, sehingga hasilnya maksimal. Karena ini berkaitan dengan nyawa masyarakat," tambahnya.

Politikus PAN itu pun berharap agar uji klinis terhadap vaksin Covid-19 segera keluar.

"Saya berharap, semoga uji klinisnya segera keluar dengan hasil yang baik dan aman. Kemudian BPOM bisa langsung terbitkan EUA, dan vaksinisasi di Indonesia berjalan lancar," tandasnya.