Sukses

Sosok Co Pilot Sriwijaya Air SJ 182 di Mata Keluarga

Fadly Satrianto merupakan ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Petugas gabungan terus mencari korban di perairan Kepulauan Seribu sebagai lokasi diduga jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 usai hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Sembari menunggu kabar, para anggota keluarga pun tak henti berdoa serta mengenang sosok para penumpang Sriwijaya Air SJ 182.

Salah satunya Juan Setadi, kakak dari Co Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Fadly Satrianto. Dia mengungkapkan, sosok adiknya sangat periang dan dekat dengan orangtuanya.

"Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling ramai dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu," ujar Juan, Senin (11/1/2021).

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2011 itu juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.

"Adik saya sangat pekerja keras. Dia dulu di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai Co Pilot," cerita Juan.

Juan kemudian mengaku adiknya tersebut sempat mengajak tiga generasi di keluarganya untuk berfoto bersama.

"Saya pribadi baru sadar setelah kejadian ini. Pada akhir Desember beliau mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama. Kami baru sadar ini mungkin firasat dari beliau," terang dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ekstra Kru

Saat kejadian, Fadly yang merupakan kru ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya.

"Beliau sebagai kru ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi mengendarai pesawat lain dengan tujuan lain," ucap Juan.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak mengalami kecelakaan, Sabtu, 9 Januari 2021. Sesaat setelah terbang, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara kontrol.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi.