Sukses

Jokowi: Meski Vaksinasi Covid-19 Dimulai, Tetap Disiplin Protokol Kesehatan

Jokowi merupakan orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin Covid-19 buatan perusahaan asal China, Sinovac.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, meski program vaksinasi Covid-19 sudah dimulai. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga, dan tidak berkerumun.

"Meskipun telah dilaksanakan vaksinasi, saya ingin mengigatkan kembali pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan ini tetap kita lakukan," kata Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/1/2021).

Jokowi merupakan orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin Covid-19 buatan perusahaan asal China, Sinovac.

Selain untuk memberikan perlindungan kesehatan, dia menyampaikan vaksinasi juga dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional.

"Vaksinasi Covid-19 ini penting untuk kita lakukan untuk memutus rantai penularn virus corona dan membeirkan perlindungan kesehatan kepada kita, kesehatan, keamanan kepada kita semua masyarakat Indonesia," jelas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi Disuntik Vaksin

Berdasarkan pantauan Liputan6.com dari Youtube Sekretariat Presiden, proses penyuntikan vaksin dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Adapun yang disuntikan ke Jokowi merupakan vaksin Covid-19 buatan perusahaan asal China, Sinovac.

Pemerintah menargetkan 70 persen atau 182 juta masyarakat Indonesia harus divaksin untuk mencapai herd immunity (kekebalan komunitas). Untuk program vaksinasi Covid-19 tahap awal, pemerintah memprioritaska tenaga kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, hingga petugas pelayanan publik lain.

Vaksin Covid-19 asal Sinovac telah mengantongi Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Sehingga, vaksin dapat disuntikkan ke tenaga kesehatan yang menjadi prioritas program vaksinasi.

Izin Penggunaan Darurat ini ditandai dengan adanya nilai efikasi (kemanjuran) setara dengan 65,3 persen yang diambil dari laporan interim 3 bulan pascasuntikan kedua dari Uji Klinis Fase 3, yang dilaksanakan di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu, yang diberikan kepada 1.620 relawan.