Liputan6.com, Jakarta - Dengan raut wajah sedih, Yusuf Mansur menceritakan kronologi meninggalnya Syekh Ali Jaber. Sesekali dengan menahan isak tangis, Pimpinan Pesantren Darul Quran ini mengungkapkan bahwa kondisi Syekh Ali mulai kritis sejak Rabu malam, 13 Januari 2021.
"Kita semua berduka, Indonesia berduka, Syekh Ali berpulang ke rahmatullah jam 08.30 WIB tadi pagi (Kamis 14 Januari 2021). InsyaAllah beliau syahid. Kurang lebih 16-17 hari diventilator, semalam dikabarin oleh Ustaz Iskandar dan dokter bahwa Syekh Ali Kritis. Saya juga sebar permohonan doa kepada para ustaz, kiai, ulama, ke Aa Gym, ke temen-teman Gus-Gus se Nusantara, pimpinan pondok se Indonesia, Syekh Ali kritis dipasang alat jantung dan sebagainya," kata Yusuf Mansur dalam akun IG-nya, Kamis (14/1/2021).
"Kita kehilangan Ahlul Quran, kita kehilangan pejuang Quran, kita kehilangan seorang dai yang ikhlas, meninggalkan negaranya untuk Indonesia, mau pindah kewarganegaraan," imbuh Ustaz Yusuf Mansur.
Advertisement
Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat berjuang untuk sembuh dari paparan virus Covid-19. Dan sebelum wafat, ia telah dinyatakan negatif.
"Syeikh Ali wafat. 08.30, sudah dalam keadaan negatif covid. Di RS. Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta," kata Ustaz Yusuf Mansur di Instagramnya.
Syekh Ali Jaber diketahui sempat dirawat secara intensif usai dinyatakan positif Covid-19. Namun setelah kurang lebih dua pekan dirawat di Rumah Sakit, kondisi Syekh Ali Jaber sempat membaik dari hari ke hari.
Hal itu disampaikan oleh putra Syekh Ali Jaber, Hasan Ali Jaber, saat diwawancara di salah satu stasiun televisi.
"Dia di rumah sakit sudah 2 minggu, setiap hari terus membaik, tapi kemarin daya tahan tubuhnya drop, panasnya naik, dapat berita tadi pagi kalau beliau sudah tidak ada," kata Hasan Ali Jaber.
Kepergian ulama asal Madinah Arab Saudi itu menyisakan kesedihan bagi para netizen. Nama Syekh Ali Jaber pun sempat menduduki peringkat pertama menjadi trending topik di media sosial. Tak hanya itu, ucapan belasungkawa juga mengalir dari para tokoh-tokoh nasional. Selain menyampaikan belasungkawa, mereka juga membagikan kenangan bersamanya di momen-momen tertentu.
Seperti yang dirasakan Deddy Corbuzier. Lewat Instagramnya, Ia mengucapkan selamat jalan kepada Syekh Ali Jaber. Bersama keterangan itu, juga disertakan momen saat sedang berjamaah bersama Syekh Ali Jaber. Dalam fotonya, ulama asal Arab Saudi ini memakai busana khasnya yaitu jubah putih dan serban di kepalanya.
Rasa kehilangan juga diungkapkan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi. Dia mengaku memiliki kedekatan dengan sang ulama tersebut. Semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber pernah berkhotbah pada saat anak Edy Rahmayadi menikah di Jakarta. Tidak hanya itu, Edy dan Ali Jaber juga sering berkomunikasi.
"Saat anak saya menikah, yang membacakan khotbah nikah almarhum Syekh Ali Jaber. Saya juga sering kontak-kontakan sama beliau," kenangnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Syekh Ali di Mata Para Tokoh
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md berduka atas wafatnya ulama besar, Syekh Ali Jaber. Dia mengaku sempat bertemu dengan Syekh Ali Jaber beberapa hari sebelum diberitakan terinfeksi Covid-19.
Kala itu, Mahfud mengatakan Syekh Ali Jaber yang kerap memanggilnya dengan sebutan 'Ayah' atau 'Guru' memberikan tasbih, kurma, hingga buku doa. Ali Jaber juga mengungkapkan keinginannya untuk mencetak banyak penghafal Al-Quran.
"Guru, saya mau mencetak sejuta penghafal Qur'an. Tanah dan modal untuk gedung sudah mulai terkumpul; mohon dukungan proses perizinan," kata Mahfud mengenang perkataan Ali Jaber, dikutip dari instagram @mohmahfudmd, Kamis (14/1/2021).
Mahfud mengatakan kerap diajak Syekh Ali Jaber makan nasi kebuli khas Arab dan durian setiap berkunjung ke kediamannya. Ali Jaber juga pernah mengajak ayah dan adik kandungnya ke rumah Mahfud untuk berkenalan.
"Kita kehilangan tokoh penyejuk dan pemersatu umat," ucapnya.
Di mata Mahfud, Ali Jaber merupakan sosok ulama besar yang menjadi penyambung aspirasi antara umat dan pemerintah. Dia sendiri menganggap Ali Jaber sebagai sahabatnya.
"Beliau adalah sahabat baik saya. Karena rendah hati beliau memanggil saya Guru atau Ayah," ujar Mahfud.
Sementara itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenal Syekh Ali Jaber sebagai sosok ulama yang kharismatik. Selalu menyampaikan dakwah sejuk serta memberikan motivasi kepada umat untuk tetap bertakwa.
"Seorang ulama kharismatik yang dakwahnya sejuk dan menenangkan, jangkauan dakwahnya sangat luas serta selalu memotivasi umat untuk terus bersatu dalam ketakwaan kepada Allah SWT," kenang Ma'ruf Amin.
Tidak hanya itu, Ma'ruf Amin mengucapkan bela sungkawa kepada para ulama yang berpulang di tengah pandemi Covid-19. Dia pun mendoakan Syekh Ali Jaber beserta para ulama yang telah mendahulu agar diterima amal ibadahnya serta dimaafkan segala kesalahan oleh Allah SWT.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan atas musibah itu," beber Ma'ruf.
Ma'ruf Amin berharap seluruh umat bisa melanjutkan syiar dan dakwah para ulama yang telah wafat. Serta menyebarkan ajaran Islam yang menyejukkan.
"Mari kita lanjutkan syiar dan da’wah mereka dengan terus menyebarkan ajaran islam yang menyejukkan dan menenangkan," ungkap Ma'ruf.
Sedangkan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyampaikan, dukacita mendalam atas meninggalnya ulama ternama Syekh Ali Jaber pada hari ini, Kamis, 14 Januari 2021 di RS Yarsi Jakarta.
Kepergian Syekh, yang bernama lengkap Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber merupakan kehilangan besar bagi umat Islam di Indonesia. Apalagi semasa hidup, Syekh Ali Jaber memiliki dedikasi yang cukup tinggi.
“Almarhum telah berdakwah dari satu mesjid ke mesjid lain di seluruh Indonesia,” ucap JK, sapaan akrabnya melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (14/1/2021).
"Almarhum berdakwah di berbagai masjid serta pengajian. Dan menyampaikan dakwah secara teduh, sejuk bahkan mengajak umat ke jalan yang benar."
Di mata JK, gaya Syekh Ali Jaber dalam berdakwah penuh dengan pesan kebaikan. Almarhum rutin mengisi acara religius di televisi nasional.
Melihat aksen dan bahasa Indonesia dengan baik, wajah Syekh Ali Jaber yang bersahaja sangat akrab dengan pemirsa Indonesia. Tak ayal, dakwah dan pesan-pesan kebaikannya kerap viral di media sosial.
“Tentunya kita semua berduka cita atas wafatnya ulama besar dan ternama, Syekh Ali Jaber," lanjut Jusuf Kalla.
Advertisement
Dimakamkan di Daarul Quran
Riuh suara mobil jenazah pengantar jasad ulama besar asal Arab Saudi, Syekh Ali Jaber terdengar di luar kawasan Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang. Sekitar pukul 16.05 Wib, iring-iringan mobil jenazah tiba di pondok pesantren tersebut dan langsung berhenti di depan masjid Ponpes.
Tiba di pintu gerbang, mobil jenazah langsung disemprot cairan disinfektan. Sebagai upaya penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Lalu, mobil jenazah berhenti di depan masjid dan jenazah langsung di gotong ke dalam untuk disalatkan oleh keluarga Syekh Ali Jaber, keluarga Ustaz Yusuf Mansur, para santri, serta jemaah yang sudah menunggu di masjid kawasan pesantren.
Sebelumnya, pesantren Tahfiz Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang mulai didatangi para jemaah yang akan mengantarkan dan menyaksikan jenazah ulama asal Arab Saudi, Syekh Ali Jaber yang wafat pada Kamis (14/1/2021) siang tadi. Meski begitu situasi di lokasi yang menjadi tempat pemakaman itu terlihat tak terlalu didapati oleh para pelayat.
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran, Ahmad Jameel menyebut, pihaknya akan membatasi orang yang datang dalam prosesi pemakaman. "Yang jelas kita akan batasi untuk menjaga protokol kesehatannya," kata Jameel di lokasi.
Pantauan di lokasi, makam yang sudah digali dari siang sudah rampung. Pemakaman direncakana akan dilakukan pada sekitar pukul 16.00 WIB.
Lantunan tahlil terdengar menggema di area pemakaman mengiringi jenazah Syekh Ali Jaber yang diangkat untuk dimakamkan. Jenazah kemudian tampak diazankan oleh pihak keluarga Syekh Ali Jaber sebelum liang kubur ditutup.