Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kementerian Kesehatan telah menyetujui GeNose, alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia berharap sudah bisa diproduksi pada bulan Januari ini.
"GeNose itu sebenarnya sudah diapprove oleh Kemenkes, kita harapkan bisa produksi di bulan Januari," ujar Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga
Namun untuk produksi secara massal masih terkendala kapasitas. Budi mengatakan, telah menyampaikan kepada PT Bio Farma untuk mencarikan jalan keluar.
Advertisement
"Saya juga bilang teman-teman di Bio Farma masalahnya adalah pada saat sudah diapprove mau produksi karena ini proyek perguruan tinggi tidak ada kapasitas produksinya," kata Budi.
Budi meminta kepada Bio Farma untuk melakukan pendekatan kepada sejumlah perusahaan seperti PT Len Industry dan PT Pindad yang bisa membantu produksi GeNose. Perusahaan swasta pun turut didekati untuk memproduksi alat skrining Covid-19 ini.
"Saya sempat bicara dengan Pak Doni (Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo), Pak Doni juga semangat mau beli tapi begitu mau beli susah mengejar kapasitas produksinya. Jadi itu yang nanti kita akan lakukan supaya ada yang membantu lah dari sektor produksinya," kata Budi.
"Jadi kami akan minta tolong teman-teman Kementerian BUMN untuk dicarikan mitranya supaya bisa dibantu," pungkasnya.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Deteksi Lewat Embusan Napas
Diberitakan, alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas, GeNose buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan siap dipasarkan. Izin edar GeNose dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 telah terbit pada Kamis (24/12).
"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat," kata Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana di Yogyakarta, Sabtu (26/12).
Menurutnya, setelah izin edar diperoleh, tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan. Dia berharap dengan jumlah GeNose C19 yang masih terbatas mampu memberikan dampak maksimal.
Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, Kuwat berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan napas.
"Sehingga, satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam," ujarnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement