Liputan6.com, Jakarta - Hari ke-11 proses identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ-182, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengatakan telah mengidentifikasi 34 korban.
Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko menerangkan, 23 korban di antaranya telah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Sampai hari ini kami sudah berhasil mengidentifikasi 34 korban dan 23 korban sudah diserahkan kepada keluarga," kata Hery di RS Polri Kramatjati Jakarta pada Selasa (19/1/2021).
Advertisement
Hery menerangkan saat ini pihaknya lebih mengutamakan pemeriksaan menggunakan DNA. Pasalnya menurut Hery seiring dengan berjalannya waktu pemeriksaan menggunakan sidik jari kurang efektif lantaran rusaknya jaringan tubuh korban Sriwijaya Air.
"Pemeriksaan yang saat ini digunakan, kami lebih menitikberatkan pada pemeriksaan DNA forensik karena semakin lama semakin ada keterbatasan untuk pemeriksaan yang lain termasuk sidik jari," tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kumpulkan 438 Sampel DNA
Sebelumnya pada hari ini tim DVI Polri juga mengaku telah mengumpulkan 438 sampel DNA. Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko menerangkan, sampel tersebut didapat dari keluarga korban (antemortem) maupun dari bagian tubuh korban yang telah ditentukan atau postmortem.
"Total sampel DNA yang kami lakukan pemeriksaan sekarang mencapai 438 sampel, 293 sampel postmortem dan 145 dari keluarga," ujar Hery.
Hery menuturkan, hingga kini total kantong jenazah berisi bagian tubuh korban yang telah diterima pihaknya mencapai 310.
"Jumlah kantong yang kami terima dari fase I di Tanjung Priok sebanyak 310 sampel kantong. Sehingga ada penambahan. Hari ini kami akan melakukan pemeriksaan postmortem dengan membuka empat meja pemeriksaan dengan tim yang lengkap," katanya.
Sementara untuk properti, Hery mengaku pihaknya telah menerima sebanyak 250 kantong properti milik korban kecelakaan nahas tersebut.
"Properti yang kami terima sampai saat ini sebanyak 250 kantong, jadi tambahan keterangan untuk properti ini, jadi properti ini adalah properti yang tidak attached dengan body part sehingga kami memerlukan data-data pendukung untuk melakukan analisa dan pemeriksaan," urainya.
Advertisement