Sukses

Update Corona 19 Januari 2021: 927.380 Positif Covid-19, Sembuh 753.948, Meninggal 26.590

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Senin, 18 Januari 2021 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 kembali menyampaikan data terkini kasus Corona di Indonesia.

Pada hari ini, Selasa (19/1/2021), ada penambahan 10.365 orang yang terkonfirmasi positif Corona Covid-19.

Total akumulatifnya menjadi 927.380 orang di Indonesia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19 hingga saat ini.

Terkait kasus sembuh pada hari ini bertambah 8.013 orang. Jadi, total akumulatif di Indonesia hingga kini ada 753.948 pasien Corona Covid-19 sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif.

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 308 orang. Sehingga, di Indonesia ada 26.590 pasien Corona Covid-19 meninggal dunia sampai saat ini.

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Senin, 18 Januari 2021 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Deretan Negara di Dunia yang Sudah Jalankan Vaksinasi Covid-19

Gerakan vaksinasi Covid-19 di Indonesia dimulai sejak Rabu 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang disuntik vaksin di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Vaksinasi kepada Kepala Negara ini sebagai tanda dimulainya program vaksin Covid-19 di Tanah Air.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, vaksinasi yang dilakukan di Indonesia diberikan secara gratis untuk masyarakat atau tidak dikenakan biaya. Tujuannya adalah untuk bisa mencapai herd immunity.

"Sehingga covid-19 tidak lagi terus bisa menjalar dan meningkatkan korban dan ini korbannya tidak hanya jiwa tapi juga korban ekonomi," jelas dia dalam rapat kerja bersama dengan komisi IV DPD RI, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Dia menyebut, beberapa negara di dunia sudah lebih dahulu melakukan proses vaksinasi. Bahkan sudah ada yang mulai pada Desember 2020. Sementara di Indonesia sendiri baru dilaksanakan pada Januari 2021.

Lantas negara-negara mana saja yang sudah melakukan vaksinasi?

Bendahara Negara itu menyebut, Amerika Serikat melakukan vaksinasi pada Desember 2020 lalu. Sebanyak 311 juta penduduk ditargetkan. Adapun vaksin tersebut diberikan secara cuma-cuma atau gratis, namun tidak bersidat wajib.

"Amerika Serikat 331 penduduk mulai divaksinasi bulan Desember. Meskipun mereka juga menghadapi halangan dari sisi eksekusinya," jelas dia.

Selain Amerika, Inggris dan Prancis juga sudah mulai melakukan proses vaksinasi pada Desember 2020 lalu. Inggris diberikan kepada 67,9 juta penduduk sementara prancis diberikan sebanyak 65,3 juta penduduk, yang masing-masing dilakukan secara gratis.

"Singapura juga Desember dengan penduduk sangat kecil 5,9 juta gratis memberikan vaksin kepada seluruh penduduknya dan untuk permanen residen," kata dia

Di samping itu, India pada minggu ini atau Januari 2021 juga akan melakukan proses vaksinasi secara gratis kepada penduduknya. Di mana total penduduknya mencapai 1,38 miliar.

Sementara itu untuk Filipina vaksinasi akan dilakukan mulai Kuartal kedua tahun 2021 dengan menyasar 109,6 juta penduduknya. Adapun skema vaksin yang diberikan oleh negara itu sebanyak 60 populasi gratis dan 40 persennya berbayar.

"Thailand 69 juta bulan Mei gratis, Austalia 25 juta mulai Maret 2021," kata dia.

Sri Mulyani menambahkan, hingga saat ini masih banyak negara-negara miskin yang bahkan belum bisa melakukan pengumuman kapan proses vaksinasi dilakukan. Mengingat kemungkinan mendapatkan akses vaksinnya juga sulit karena keterbatasan dana yang mereka miliki.

"Jadi kita beruntung telah bisa mengamankan suatu jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk Indonesia bisa mendapatkan apa yang disebut herd immunity," jelas dia.

"Namun memang kalau selama di dunia ini belum bisa tuntas akan selalu terjadi kemungkinan penularan, ini menjadi tantangan dunia bersama," sambung dia.

 

3 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

4 dari 4 halaman

3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?