Sukses

Potret Udara Mamuju Luluh Lantak Dihantam Lindu

Foto udara gedung kantor Gubernur yang rusak akibat gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas gempa di Sulawesi Barat hingga 16 Januari pukul 20.00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terus bertambah.

Berdasarkan pencatatan data dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Selasa (19/1/2021) pukul 15.2 WITA, jumlah korban meninggal dunia mencapai 89 orang.

"Sebanyak 78 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majane," kata Humas Basarnas Yusuf Latif dalam keterangan tertulis, Selasa (19/1/2021).

Gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita. Gempa itu berpusat di 2,98 LS, 118,94 BT atau 6 kilometer Timur Laut Majene.

Gempa ini juga turut dirasakan di pusat ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, yakni Kabupaten Mamuju yang hanya berjarak 34 kilometer dari pusat gempa. Gempa itu menghancurkan sejumlah bangunan dan memakan banyak korban jiwa.

Hingga kini, operasi pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan. Tim SAR gabungan bahkan mengerahkan anjing pintar K9 dan alat pendeteksi kehidupan untuk mempercepat pencarian.

Berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, hingga Senin siang atau hari kelima pasca-gempa magnitudo 5,9 Kamis lalu, tercatat lindu sebanyak 39 kali terjadi di wilayah ini.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa yang baru saja terjadi memiliki magnitudo 4,2," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).

Dia menjelaskan, episenter terletak pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT, tepatnya di darat pada jarak 27 kilometer arah tenggara Kota Mamuju dengan kedalaman 10 kilometer.

"Seperti rentetan gempa sebelumnya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Mamuju-Majene dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ucap Daryono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini