Sukses

8 Fakta soal Banjir Bandang Menerjang Komplek Gunung Mas Puncak Bogor

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir bandang pertama menerjang Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 09.30 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Musibah bencana alam kembali terjadi, kali ini banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Banjir bandang tersebut terjadi pagi tadi, Selasa (19/1/2021). Informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir bandang menerjang sekitar pukul 09.30 WIB.

Dalam sejumlah video yang beredar luas, nampak banjir bandang membawa material air bercampur lumpur dan ranting pohon mengalir deras di kawasan agrowisata itu. Lumpur yang mengalir dari aliran Kali Sampay itu meluap hingga menutup badan jalan.

Sementara itu, menurut Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Abdul Mutholib, curah hujan dengan intensitas ekstrem memang tercatat pada Pos Hujan Gunung Mas Puncak sebesar 107,5 mm (hujan sangat lebat).

"Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah Barat hingga Barat Laut ke wilayah wilayah Cisarua Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari yakni pukul 10.46 – 05.00 WIB. Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai," ujar Abdul kepada wartawan, Selasa (19/1/2021).

Berikut fakta-fakta banjir bandang yang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 10 halaman

Buat Warga Panik

Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.

Dalam sejumlah video yang beredar luas, nampak banjir bandang membawa material air bercampur lumpur dan ranting pohon mengalir deras di kawasan agrowisata itu. Lumpur yang mengalir dari aliran Kali Sampay itu meluap hingga menutup badan jalan.

Bahkan, material air banjir bandang masuk hingga ke halaman rumah warga yang berada di dalam kawasan objek wisata alam sekaligus bekas area pabrik pengolahan teh.

Penduduk sekitar terlihat panik. Mereka berhamburan keluar rumah dan berlarian ke dataran lebih tinggi. Ada yang mengumandangkan azan saat bencana berlangsung.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir bandang terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.

 

3 dari 10 halaman

Warga Kini Mengungsi

Camat Cisarua Deni Humaedi saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa bencana alam banjir bandang tersebut. Sebagian warga sudah diungsikan ke tempat aman.

"Sementara ini belum ada laporan korban jiwa," ujar Deni.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani mengatakan, petugas sudah meluncur ke lokasi untuk membantu penanganan banjir bandang di Kawasan Gunung Mas, Puncak.

"Iya banjir bandang. Petugas sedang membantu penanganan di lokasi," terang Adam.

 

4 dari 10 halaman

Sempat Terjadi Banjir Bandang Susulan

Banjir bandang kembali menerjang kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Banjir bandang susulan terjadi pada pukul 12.10 WIB di saat warga tengah sibuk mengevakuasi barang-barang mereka yang tidak sempat terbawa usai banjir bandang pertama pada pukul 09.00 WIB.

 

5 dari 10 halaman

2 Orang Korban Sempat Terseret

Dua orang dilaporkan sempat terbawa banjir lumpur dari aliran Sungai Sampay. Keduanya selamat, tapi mengalami luka.

"Ada dua orang. Alhamdulillah mereka selamat dan luka lecet-lecet," kata Kades Tugu Selatan M. Eko Windiyana.

Kedua korban banjir bandang langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan medis.

Eko menuturkan, kejadian bermula ketika kedua warganya hendak mengambil barang-barang di rumah mereka untuk dipindahkan ke lokasi pengungsian.

Namun, tiba-tiba terjadi banjir bandang susulan. Keduanya yang berada dekat dengan bantaran sungai itu akhirnya terjatuh dan terseret arus beberapa meter.

"Mereka terdorong lalu jatuh saat menghindari banjir bandang susulan," kata Eko.

 

6 dari 10 halaman

Aparat Gabungan Berjaga

Menurut Eko, seluruh warga yang tinggal di sekitar lokasi banjir bandang diungsikan di Wisma PTPN VIII Gunung Mas dan masjid.

"Kalau tetap berada di lokasi sangat berisiko, khawatir terjadi lagi banjir bandang," jelas Eko.

Kemudian, Danramil 2124 Cisarua Mayor Inf Aris Munandar mengaku sudah memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekat ke lokasi banjir bandang. Hal ini dikhawatirkan terjadi banjir susulan.

"Karena kondisi di hulu sungai masih turun hujan," ujar Aris.

Sementara petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI dan Kepolisian sudah bersiaga di lokasi untuk membantu mengevakuasi warga.

 

7 dari 10 halaman

Kata Bupati Bogor

Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.

Terkait hal tersebut, Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, warga terdampak banjir bandang sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan informasi masih yang dihimpun ada sekitar 900 warga diungsikan di masjid dan bekas pabrik pengolahan teh milik PTPN VIII Gunung Mas. Ada juga yang mengungsi ke rumah saudaranya tak jauh dari lokasi bencana alam.

"Laporan dari tim di di lapangan, warga yang terdampak sudah dievakuasi ke tempat aman seperti pabrik dan masjid," kata Ade.

Dia mengungkapkan, sejauh ini belum ada laporan terkait korban jiwa akibat banjir bandang yang menerjang kawasan pemukiman warga dan kawasan agrowisata Gunung Mas itu.

"Sementara ini tidak ada korban jiwa, mudah-mudahan tidak ada ya," ungkap Ade.

 

8 dari 10 halaman

Analisis BMKG soal Banjir Bandang

Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Abdul Mutholib, curah hujan dengan intensitas ekstrem memang tercatat pada Pos Hujan Gunung Mas Puncak sebesar 107,5 mm (hujan sangat lebat).

Sedangkan dari pos pengamatan Naringgul Puncak, tercatat curah hujan sebesar 112 mm (hujan sangat lebat).

"Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah Barat hingga Barat Laut ke wilayah wilayah Cisarua Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari yakni pukul 10.46 – 05.00 WIB. Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai," ujar Abdul kepada wartawan, Selasa (19/1/2021).

Dia menambahkan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan pada saat tanggal kejadian tersebut dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil dan didukung kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat serta terdapatnya daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat.

"Terkait kejadian tersebut, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat (khususnya Jabodetabek) sebelum terjadinya cuaca ekstrim di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada tanggal 18 Januari 2021 dari pukul 17.20 wib hingga 20.20 wib dan pukul 22.20 hingga 23.45 WIB," terang Abdul Mutholib.

 

9 dari 10 halaman

Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Pada Januari hingga Februari 2021 di wilayah Jawa Barat diprediksi mengalami periode puncak musim hujan, sehingga perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem.

Potensi cuaca ekstrem itu seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, puting-beliung, maupun hujan ringan hingga sedang berlangsung secara terus-menerus yang rawan berpotensi menimbulkan terjadinya banjir bandang.

"Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas Kec. Cisarua, Kab. Bogor Jawa Barat," jelas Abdul Mutholib.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

10 dari 10 halaman

Cuaca Ekstrem Ancam 17 Wilayah Indonesia