Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta berupaya menangani mogok pedagang daging yang terjadi sejak Rabu 20 Januari 2021 lalu di wilayah Jabodetabek. Terpantau harga daging mengalami kenaikan.
Ketua Kadin DKI Jakarta Diana Dewi menyampaikan, puncak dari mogoknya pedagang daging bukanlah dikarenakan kelangkaan komoditas tersebut di pasaran. Namun akibat kenaikan harga dari pihak eksportir yang disebabkan pandemi virus Corona atau Covid-19 sejak Maret 2020.
"Dengan pasokan daging dan operasi pasar, Kadin DKI yang menaungi seluruh asosiasi dan pengusaha berharap pasokan daging akan tiba. Pedagang yang sudah siap akan dipasok, sementara yang belum siap operasional akan dipasok hari berikutnya," tutur Diana dalam keterangannya, Kamis (21/1/2021).
Advertisement
Diana menyebut, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI). Yang jelas, kenaikan harga daging sapi di masa pandemi Covid-19 membuat kaget sejumlah pedagang.
"Mengingat Jakarta sangat bergantung pasokan dari pihak luar. Untuk menahan laju kenaikan harga daging sapi, APDI juga berharap pemerintah memfasilitasi kandang yang gratis di DKI Jakarta khususnya di PD Darma Jaya," jelas Diana.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diharapkan Harga Daging Stabil
Ketua umum APDI, M Nurdin menambahkan, dengan koordinasi ini diharapkan tidak ada lagi mogok dagang. Harga daging diharapkan tetap stabil berkisar Rp 94 ribu sampai Rp 95 ribu per kilogram, setidaknya hingga dua bulan ke depan.
"Jika memungkinkan PD Dharma Jaya dapat dijadikan stockpile di mana seluruh peternakan yang berada di Pulau Jawa digratiskan untuk menaruh sapi agar tidak menambah harga daging. Para peternak APDI yang tersebar di Cilacap, Blora, Madiun, Bojonegoro, untuk menekan kenaikan harga daging sapi di Jabodetabek yang disebabkan oleh cost transportasi, ada baiknya pemerintah juga membantu dalam bidang pengangkutan," ujar Nurdin.
Â
Advertisement