Liputan6.com, Jakarta - Aksi mogok massal yang dilakukan para pedagang daging di Bekasi, Jawa Barat, membuat pasokan daging langka di pasaran. Terkait hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengaku belum mengetahui penyebab lonjakan harga daging dari para pemasok.
"Kita akan cari tahu apa penyebab langkanya daging dan tingginya harga daging di pasaran," kata Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto kepada awak media, Jumat (22/1/2021).
Ia menjelaskan, kenaikan harga daging berasal dari pemasok di luar daerah. Harga daging yang biasa dijual pedagang sebesar Rp 110 ribu per kilogram, kini harga modalnya naik menjadi Rp 125 ribu. Padahal di momen hari raya, kenaikan harga daging hanya berkisar Rp 120 ribu.
Advertisement
Dengan harga modal Rp 125 ribu, lanjut Tri, para pedagang tak berani ambil risiko membeli karena akan susah menjual kepada konsumen di atas harga tersebut.
"Jual Rp 125 ribu itu pedagang tak dapat untung. Mereka juga tak berani jual diatas harga itu," ujar Tri.
Terkait hal ini, kata dia, Pemkot Bekasi akan berupaya mendorong pemerintah pusat untuk memberi solusi secepatnya, agar harga daging bisa kembali stabil dan pasokan daging bisa kembali tersedia di pasaran.
"Kami berharap pemerintah segera menormalkan kembali pasokan serta harga daging di pasar, karena yang terjadi saat ini sangat berdampak bagi seluruh warga, termasuk warga Kota Bekasi," imbuhnya.
Terlebih mengingat banyak usaha kuliner yang menggunakan daging sebagai bahan utama, tentunya akan berdampak pada penurunan omset jualan akibat kelangkaan pasokan daging.
"Seperti pedagang bakso, warung sop iga, sate, sampai rumah makan juga ikut kena imbasnya. Karena daging merupakan salah satu komoditas kebutuhan rumah tangga yang kerap dikonsumsi masyarakat," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pasokan Daging Langka
Sementara, Ketua Assosiasi Pedagang Bakso se-Kota Bekasi, Yanto juga turut mengeluhkan tingginya harga daging, yang berimbas pada langkanya pasokan daging di pasaran.
Menurutnya, para pedagang bakso kesulitan mendapat bahan baku akibat aksi mogok yang dilakukan para pedagang daging sejak Rabu 20 Januari 2021.
"Kalau pedagang daging pada mogok, kita mau cari daging ke mana. Kalaupun ada, dengan harga segitu sudah pasti omset kita turun drastis, malah bisa jadi merugi," keluhnya.
Yanto berharap masalah ini bisa secepatnya ditangani pemerintah daerah, agar harga daging bisa kembali normal dan tersedia selalu di pasaran.
Diketahui aksi mogok dagang juga dilakukan ratusan pedagang daging dan ayam potong di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi, menyusul tingginya harga daging dari peternak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Aksi mogok dagang dilakukan selama tiga hari, mulai 20 Januari hingga 22 Januari.
Advertisement