Sukses

Angka Pengangguran di Bekasi Tembus 200 Ribu Orang, Ini Penyebabnya

Menurutnya, ada sekitar 10.000-15.000 angkatan kerja baru setiap tahunnya, yang tidak dapat diserap maksimal oleh banyak perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Angka pengangguran di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menembus 200.000 orang lebih selama pandemi Covid-19. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2019, yang berjumlah 158.958 orang.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi mencatat persentase kenaikan angka pengangguran menjadi 11,54 persen, dari yang semula 8,4 persen di tahun 2019. Jumlah pengangguran disebutkan masih akan terus bertambah di masa pandemi yang masih berlanjut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, Suhup mengungkapkan faktor meningkatnya angka pengangguran. Di antaranya, melemahnya sektor industri selama pandemi Covid-19, serta penambahan angkatan kerja baru.

Menurutnya, ada sekitar 10.000-15.000 angkatan kerja baru setiap tahunnya, yang tidak dapat diserap maksimal oleh banyak perusahaan.

"Memang ada kenaikan angka pengangguran, karena itu ditambah dengan angkatan kerja tahun ini yang baru lulus," kata Suhup kepada awak media, Jumat (22/1/2021).

Selain itu, ia juga menyayangkan sikap sejumlah perusahaan yang enggan melaporkan tindakan PHK terhadap karyawannya. Padahal, kata dia, data tersebut sangat penting sebagai dasar untuk pemerintah daerah melakukan upaya pemulihan ekonomi.

"Makanya kami akan turun ke lapangan mengarahkan perusahaan agar membuka lowongan kerja untuk masyarakat Kabupaten Bekasi," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pelatihan dan Magang

Suhup menambahkan, pemerintah daerah juga tengah mengupayakan berbagai program untuk menekan angka pengangguran. Salah satunya dengan memperbanyak pelatihan bagi para angkatan kerja, agar memiliki keahlian yang mumpuni dan semakin produktif.

"Kami akan bekerja sama dengan berbagai perusahaan. Satu bulan pelatihan dan magang tiga bulan, yang semuanya dibiayai pemerintah," paparnya.

Dengan demikian, lanjut dia, diharapkan para angkatan kerja bisa diterima di perusahaan sesuai bidang masing-masing, sehingga angka pengangguran bisa ditekan dan perekonomian bisa segera pulih.