Sukses

Kemendikbud Setuju Ada Perombakan Kurikulum Perguruan Tinggi

Pihaknya mengaku mendukung betul usaha-usaha yang bermuara pada perbaikan pendidikan di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyadari benar mesti ada perbaikan pada kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud, Nizam mengucapkan bahwa kerap kali ada kurikulum yang justru hanya mengakomodir kemampuan dosen, bukan pada kebutuhan mahasiswa.

Untuk itu pihaknya mengaku mendukung betul usaha-usaha yang bermuara pada perbaikan pendidikan di Tanah Air. Tak terkecuali untuk merombak kurikulum pendidikan tinggi.

"Kami mendukung betul peningkatan kompetensi dan relevansi dosen. Terkadang itu banyak kurikulum yang dirancang mengacu pada kemampuan dosen itu apa. Bukan kebutuhan mahasiswa. Ini harus kita rombak dengan mindset berfokus pada kebutuhan mahasiswa mengembangkan potensinya," kata Nizam dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, Rabu (27/1/2021).

Meski demikian, pemerataan akses terhadap pendidikan tinggi dianggap juga sebuah keharusan. Kemendikbud sendiri menyadari betul akan hal ini.

Nizam mengatakan bahwa perluasan akses pendidikan tinggi mesti ditopang juga dengan pemerataan kualitas. Ia mewanti-wanti jangan sampai perluasan tak diimbangi dengan peningkatan kualitas yang merata.

"Angka partisipasi pendidikan tinggi ini berisiko, kalau kita buka ekspansi pendidikan tinggi tanpa peningkatan mutu, maka ini akan jadi bom waktu. Jadi akses yang luas pada PT (perguruan tinggi) harus akses pada pendidikan PT berkualitas," sebut Nizam.

Menurutnya, jika hal itu terjadi maka akan timbul gejala masyarakat yang terdidik namun tak memiliki kualitas. Hal itu dianggap membahayakan kemajuan Indonesia.

"Kalau tidak kita akan melahirkan educated mass yang tidak berkualitas. Ini berbahaya bagi kemajuan bangsa," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sarjana yang Unggul

Nizam menekankan bahwa jika perguruan tinggi di Tanah Air menelurkan seorang sarjana, maka mesti dipastikan mereka adalah sarjana yang unggul serta berkompeten.

"Jadi kalau kita melahirkan sarjana, kita harus memastikan itu adalah sarjana yang unggul, yang kompeten, yang berkualitas dan siap membangun negeri," katanya.