Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik Adi Prayitno menilai kejadian yang mendera Myanmar tidak akan terjadi di Indonesia. Di Negeri Pagoda Emas tersebut, terjadi kudeta militer dengan menahan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh di partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa.
Menurut Adi, demokrasi Indonesia sudah berjalan sangat baik. "Tak mungkin ada kudeta militer. Di Indonesia demokrasinya sudah terkonsolidasi. Elite, pers, dan civil society kuat," kata Adi Prayitno kepada wartawan, Selasa 2 Februari 2021.
Baca Juga
Menurut Adi, Indonesia tidak punya sejarah kudeta militer. Namun tetap perlu antisipasi. "Tentara atau aparat harus dijauhkan dari urusan politik. Biarkan mereka bekerja secara profesional, mengurus keamanan dan ketertiban sosial. Tak usah digoda ke politik," ujar Adi.
Advertisement
Adi mengatakan ada hal lebih penting yang harus negara ini pikirkan, yakni krisis kesehatan dan ekonomi. "Semua pihak mesti solid, jaga sikap, setop pertikaian," tegas Adi.
Â
TNI Masih Loyal
Sementara itu pengamat politik dari Universitas AlAzhar Indonesia Ujang Komarudin juga mengatakan di Indonesia tidak ada tradisi kudeta militer. "Jika melihat kondisi politik saat ini, kudeta militer di Indonesia tak akan terjadi. Karena TNI masih loyal terhadap presiden," kata Ujang.
Namun, segala kemungkinan harus tetap diantisipasi. Menurut dia, Presiden Joko Widodo, perlu memilih sosok yang loyal dan dekat untuk posisi panglima TNI.
Ujang juga mengajak semua pihak untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. "Bergotong royong menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa. Disiplin menjaga protokol kesehatan, agar tak banyak lagi anak bangsa yang jadi korban Covid-19," pungkasnya.
Advertisement