Liputan6.com, Jakarta - Orangtua mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menjadi korban penipuan komplotan mafia tanah. Sertifikat tanah dan bangunan miliknya berubah menjadi nama orang lain.Â
Dino Patti Djalal menjelaskan, orangtua memiliki lima tanah dan bangunan yang tersebar di beberapa lokasi, antara lain Kemang, Cilandak, Cilacap dan Pondok Indah.Â
Baca Juga
Saat itu, masing-masing tanah dan bangunan ditawar oleh beberapa pembeli. Mereka mendatangi kediaman orangtuanya.Â
Advertisement
Menurut Dino Patti Djalal, modus komplotan mafia tanah menyetokan uang muka untuk menyakinkan orangtuanya. Dino menyebut, salah satu rumah ada yang dijual dengan harga Rp 20 Miliar dan komplotan pelaku memberikan uang muka sebesar Rp 2 Miliar.
"Jadi mereka bayar deposit tarulah rumah Rp 20 Miliar. Mereka deposit Rp 2 miliar untuk meyakinkan ibu saya," kata dia saat dihubungi, Rabu (10/2/2021) malam.
Dino menerangkan, komplotan mafia tanah kemudian meminjam sertifikat setelah orangtuanya menerima deposit. Dalihnya adalah melakukan pengecekan ke notaris. Tapi kenyataannya, sertifikat itu digadaikan atau dipalsukan.
"Sertifikat mereka pinjam, mereka minta dicek ke notaris mereka, abis itu udah goodbye, kalau enggak gadaikan ke bank, koperasi atau enggak mereka jual ke orang lain. Alih nama dahulu kemudian dijual ke orang lain dengan harga murah," ujar dia.
Selain Tofan, Dino menyebut salah satu nama yang bisa dibilang sebagai dalang. Dia menduga orang itu yang mengatur skenario penipuan.Â
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tinggalkan Jejak
Menurut Dino, nama orang itu meninggalkan jejak di tiga rumah milik orangtuanya. Bahkan ada bukti transfer uang hasil pegadaian rumah ke koperasi atas nama orang yang disebutnya sebagai salah satu dalang.
"Nama dia ada di tiga rumah itu. Padahal kita enggak kenal sama sekali dia siapa. Ada nama-nama lain selain yang sudah disebutkan tadi, saya tahu nama-nama itu. Saya berharap polisi bisa dapat nama-nama itu juga," ucap dia.
Dino menyakini, Arnold Siahaya, Dedi Rusmanto, Ferry yang sudah ditangkap pihak kepolisian bukan dalang. Menurut Dino nama mereka cuma ada di satu rumah.
"Mereka tidak ada bermain di rumah ke satu, ke tiga, dan ke empat. Tapi ada satu nama yang bermain di empat rumah itu. Ada buktinya. Kalau saya polisi saya curiga dong kok orang ini ada di semua rumah ini dan memberikan instruksi kepada para pemain, dan enggak pernah bertemu pemilik rumah selalu ngumpet. Kenapa enggak dicurigai," ucap dia.
Akibat kejadian ini, Dino dan orangtua menanggung kerugian hingga mencapai Rp 150 Miliar.Â
Dino berharap kepolisian bisa membongkar mafia tanah sampai ke dalangnya. Menurut dia, polisi sebenarnya tidak kesulitan dalam mengungkap aktor utama mafia tanah. Apalagi salah satu dalang yakni, Tofan telah dijebloskan ke bui.
"Polisi tinggal nanya aja tidak susah. Kenapa tidak susah? Tofan sudah ketangkap. Tiga orang yang melakukan hal yang sama juga sudah tertangkap dan ditahan. Artinya polisi tinggal tanya kamu yang nyuruh siapa, atau lihat handphone kan tidak susah," papar dia.
Â
Advertisement
Tanah Orangtuannya Dijarah
Mantan Juru Bicara Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Â Dino Patti Djalal sebelumnya mengaku ibunya jadi target komplotan pencuri sertifikat rumah. Dia membeberkannya lewat akun Twitter pribadinya, @dinopattidjalal, pada Selasa, 9 Februari 2021.
"Agar publik waspada: satu lagi rumah keluarga saya dijarah komplotan pencuri sertifikat rumah. Tahu2 sertifikat rumah milik Ibu saya telah beralih nama di BPN padahal tidak ada AJB, tidak ada transaksi bahkan tidak ada pertemuan apapun dgn Ibu saya," tulis Dino seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (10/2/2021).
Menurut Dino, modus komplotan tersebut adalah dengan membuat KTP palsu, berkolusi dengan broker hitam dan notaris bodong, hingga pasang figur mirip foto di KTP yang dibayar untuk berperan sebagai pemilik KTP palsu. Mereka secara terencana menargetkan sejumlah rumah milik ibunya.
"Yang penting, polisi harus bisa dan berani membongkar tuntas para sutradara/bos/aktor intelektual komplotan pencuri sertifikat rumah ini, bukan hanya menangkap kroco-kroconya. Komplotan ini sangat lihai & licin, dan sudah terlalu banyak merugikan rakyat," jelas Dino.