Sukses

Menag Siap Turunkan 50 Ribu Penyuluh Agama Bantu Edukasi Stunting dan Prokes Covid-19

Tujuan sosialisasi stunting tersebut nantinya para penyuluh Kementerian Agama (Kemenag) akan bersinergi dengan tenaga penyuluh dari BKKBN.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengaku bersedia menurunkan 50 ribu penyuluh agama untuk bersinergi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam memberikan edukasi tentang stunting kepada masyarakat.

Tidak hanya membina, tetapi Yaqut juga bersedia untuk menugaskan para penyuluh dalam program tersebut.

"Banyak instrumen yang bisa digunakan. Dengan 50 ribu penyuluh yang tersebar di seluruh Indonesia, bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi ke masyarakat salah satunya masalah stunting," ujar Yaqut di Jakarta, Jumat (12/2/2021).

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Dia menjelaskan, tujuan sosialisasi stunting tersebut nantinya para penyuluh Kementerian Agama (Kemenag) akan bersinergi dengan tenaga penyuluh dari BKKBN.

Yaqut juga mengatakan saat ini pihaknya sedang giat meng-upgrade tenaga penyuluh dengan melakukan asesmen ulang.

"Harapannya enam bulan ke depan sudah ter-upgrade," ucap dia.

Salah satu yang dilakukan pihak Kemenag, kata Yaqut, yaitu revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA). Dia mengatakan, nantinya KUA tidak hanya mengurus pelayanan nikah saja, tetapi juga mensosialisasikan persoalan stunting.

"Ke depannya, KUA tidak hanya mengurus pelayanan pernikahan saja, tapi juga akan melakukan berbagai sosialisasi, salah satunya adalah soal stunting," papar Yaqut.

Menurut Yaqut, selain edukasi stunting, peran penyuluh agama juga akan dioptimalkan dalam sosialisasi penerapan protokol kesehatan 5M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Optimalisasi Sosialisasi Program 5M

Sementara itu Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Juraidi mengatakan, selama ini para penyuluh sudah melakukan tugasnya, yaitu ikut mensosialisasikan protokol kesehatan dan gerakan 5M.

"Para penyuluh yang berjumlah 50 ribu sangat kreatif dalam mensosialisasikan Gerakan Protokol Kesehatan 5M. Ada yang membuat lagu kasidah tapi isinya 5M, dan ada yang dalam bentuk peragaan. Mereka melakukan sosialisasi sesuai dengan kearifan lokal di daerah masing-masing," tutur Juraidi.

DDia menambahkan, 50 ribu penyuluh agama ini terdiri atas 5 ribu Penyuluh PNS dan 45 ribu Penyuluh non-PNS.

Menurut Junaidi, Penyuluh Agama Islam inilah yang menjadi ujung tombak Kementerian Agama karena langsung bersentuhan dengan masyarakat.

"Ada juga yang memberikan sosialisasi dengan cara berceramaah saat melakukan penyuluhan. Ada yang membuat gambar dan dipasang di media sosial masing-masing. Sosialisasi sudah sangat masif," tandas dia.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber : Merdeka

3 dari 3 halaman

Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi