Sukses

Yusril: Demokrasi Kita Sekarang Bergantung pada Kekuatan Uang dan Modal

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menanggapi pernyataan Jusuf Kalla soal demokrasi yang tidak berjalan dengan baik, maka pemerintah akan jatuh.

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menanggapi pernyataan Jusuf Kalla soal demokrasi yang tidak berjalan dengan baik, maka pemerintah akan jatuh.

Yusril pun mempertanyakan demokrasi seperti apa yang akan dijalankan. Sebab, menurut dia, bisa jadi sebaliknya jika demokrasi yang tidak ideal ini dijalankan negara yang akan runtuh.

"Dari dulu kita berdebat tidak habis-habisnya tentang konsep demokrasi kita. Bongkar pasang konsep nggak selesai-selesai," kaya Yusril dalam siaran persnya, Sabtu (13/2/2021).

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Menurut Yusril konsep demokrasi yang saat ini sedang di jalankan di Indonesia adalah pelaksanaan pemilu lima tahun sekali dan sistem kepartaian yang bongkar pasang.

"Pemerintahan daerah juga sama, bongkar pasang nggak selesai-selesai. Pengelolaan kekayaan negara antara pusat dan daerah juga sama, bongkar pasang terus," kata Yusril.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Langgengkan Kekuasaan

Konsep demokrasi semacam ini, kata dia, akhirnya menjadi permainan kekuasaan untuk melanggengkan kekuasaannya sendiri. Siapa kuat, dia menang dan berkuasa. Siapa lemah akan kalah dan tersingkir.

"Demokrasi kita sekarang bergantung pada kekuatan baru: kekuatan uang dan modal. Apa demokrasi seperti ini yang mau dijalankan? Kalau demokrasi seperti itu tidak dijalankan pemerintah akan jatuh, ya mungkin saja. Tetapi jika demokrasi semacam itu dijalankan, maka negara yang akan runtuh," tandas Yusril.