Sukses

Jokowi: Banjir di Kalsel Mencakup 10 Daerah, Perlu Penanganan dari Hulu sampai Hilir

Jokowi menekankan pentingnya penanaman kembali lahan-lahan serta membenahi daerah aliran sungai (DAS) agar tak kembali terjadi banjir di Kalimantan Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) membutuhkan penanganan dari hulu hingga hilir. Pasalnya, ada 10 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang terancam terdampak banjir.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meresmikan Bendungan Tapin di Desa Pipitak Jaya, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (18/2/2021).

"Kita tahu banjir di Provinsi Kalimantan Selatan mencakup sebuah area yang sangat luas, kurang lebih 10 kabupaten dan kota dan ini memerlukan penanganan yang komprehensif dari hulu sampai hilir," ujar Jokowi seperti yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden.

Untuk itu, dia meminta gubernur dan seluruh bupati di Kalimantan Selatan melakukan intervensi terhadap rehabilitasi lahan. Kemudian, Jokowi menekankan pentingnya penanaman kembali lahan-lahan serta membenahi daerah aliran sungai (DAS) agar tak kembali terjadi banjir di Kalsel.

"Intervensi terhadap rehabilitasi lahan itu sangat penting sekali, penghutanan kembali, penanaman kembali di lahan-lahan," ucapnya.

"Terutama, yang berkaitan dengan DAS yang ada, perlu segera dilakukan secara besar-besaran, kalau kita tidak mau lagi terkena banjir di masa-masa yang akan datang," sambung Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Riwayat Banjir di Kalimantan Selatan

Sepanjang tahun 2018 - 2020, Kalimantan Selatan telah mengalami 73 kali banjir. Jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2018, banjir melanda 15 kali, tahun 2019 sebanyak 20 kali dan tahun 2020 menjadi 38 kali.

Banjir terjadi di kabupaten Balangan, Banjar, Tanah Laut, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Utara.

Jokowi mengatakan, banjir di Kabupaten Tapin sudah berkurang drastis karena keberadaan Bendungan Tapin yang rampung dibangun pada 2020. Menurut dia, bendungan yang dibangun pada 2015 lalu ini memiliki kapasitas tampung 56,7 juta meter kubik sehingga mampu mengendalikan banjir.

"Perannya sangat penting dalam pengendalian banjir, juga perkuat ketahanan pangan karena bisa sediakan irigasi untuk 5.472 hektare," katanya.