Liputan6.com, Jakarta - Alumni Universitas Surabaya (Ubaya) mampu dengan baik terjun di tengah masyarakat untuk mengabdi dan memberikan segala kontribusinya. Tidak hanya di sektor pemerintahan, di swasta mereka juga mampu berprestasi apik dan cemerlang.
Hal ini lantaran tempaan yang diberikan bertujuan untuk mengeluarkan segudang potensi yang bisa menjadi kekuatan untuk membangun. Demikian disampaikan Rektor Ubaya, Benny Lianto Effendy Sabema, belum lama ini.
"Selama proses pendidikan, para mahasiswa digembleng ketat mengenai integritas, kualitas dan karakter. Hal tersebut dinilai menjadi keunggulan dasar yang wajib dimiliki," ujar Benny Lianto.
Advertisement
Menurut dia, kehadiran Ubaya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, namun menjadi wadah pembentukan manusia yang mulia dan berkarakter, yaitu manusia yang berakal budi, inovatif, adaptif, beretika, dan berbudaya.
"Karena, pola pembelajaran yang dikembangkan meliputi tiga High, yakni High Choice, High Tech dan High Touch," beber Benny Lianto.
Lebih jauh, dia menggambarkan alumninya dalam tiga bagian, yakni profesional, entrepreneur dan akademisi atau peneliti.
Tidak hanya berindeks prestasi tinggi, tapi lulusannya juga punya ide dalam merespons persoalan kekinian, bagaimana mampu berinovasi agar bisa memengaruhi perubahan dunia untuk kebaikan.
"Sangat banyak dari alumni Ubaya yang telah sukses bekerja di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan notabene menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Mereka punya sikap optimis, mandiri, tidak menunggu dan menunda-nunda. Selain itu mampu mengatasi tantangan, kesulitan dan hambatan yang ada," terang Benny Lianto.
"Mereka sudah banyak tersebar ke berbagai negara dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda. Misalnya saja, ada lulusan Ubaya dari jurusan Teknik Informatika yang bekerja sebagai animator di Walt Disney (USA), lalu di laboratorium riset dunia di Korea, Jerman, Australia dan lainnya," tambah suksesor Joniarto Parung tersebut.
Memegang Teguh Prinsip
Ubaya merupakan penerus Universitas Trisakti Surabaya yang didirikan pada tahun 1966. Namanya diganti menjadi Universitas Surabaya pada 1968. Hari jadi Ubaya ditetapkan pada 11 Maret 1968. Universitas ini memiliki tiga kampus, kampus 1 berada di Ngagel, kampus 2 berada di Rungkut, dan kampus 3 berada di Trawas.
Kampus 1 lebih difokuskan untuk rektorat dan politeknik, kampus 2 untuk pendidikan S1 dan pascasarjana, serta kampus 3 untuk kegiatan pembelajaran outdoor.
Para alumninya, dilanjutkan mantan Direktur Politeknik Ubaya tersebut, dipatri total terjun di masyarakat dengan memanfaatkan ilmu yang sudah diberikan dan dikembangkan. Selain itu, memegang teguh prinsip-prinsip baik yang telah diajarkan.
"Maka saya belum lihat ada alumni Ubaya yang masuk dalam berita negatif seperti tertangkap KPK, kasus korupsi. Padahal, alumninya banyak tersebar di berbagai bidang, mulai dari politik, sosial, ekonomi atau lainnya. Artinya, mereka teruji dan berkualitas baik," tutup Benny Lianto.
Advertisement