Sukses

Jokowi Ingatkan Motif Utama Kebakaran Hutan dan Lahan Adalah Ekonomi

Jokowi memerintahkan jajarannya mencari solusi agar masyarakat dan korporasi tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) disebabkan ulah manusia yang ingin mendapatkan keuntungan ekonomi. Jokowi ingin segera ada solusi permanen untuk menghentikan ulah keserakahan manusia tersebut.

“Kita perlu mencari solusi yang permanen untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan untuk tahun-tahun mendatang. Karena apa? 99 persen kebakaran hutan itu adalah ulah manusia baik yang disengaja atau tidak disengaja karena kelalaian dan motif utamanya selalu satu, ekonomi,” kata Jokowi dalam Rakornas pengendalian Karhutla, di Istana Negara, Senin (22/2/2021).

Jokowi mengaku telah mengetahui bahwa pembakaran adalah cara murah untuk membuka atau membersihkan lahan. Ia meminta para korporasi diperingatkan agar tidak lagi melakukan pembakaran.

“Saya tahu pembersihan lahan dengan pembakaran itu adalah cara yang paling murah, tapi ini sudah dimulai edukasi kepada masyarakat, ke perusahaan dan korporasi, tidak, harus ditata ulang kembali, cari solusi agar korporasi dan masyarakat membuka lahan tidak dengan cara membakar,” tegasnya. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tata Ekosistem Gambut

Selain itu, Jokowi juga memerintahkan penataan ekosositem gambut dalam kawasan hidrologi gambut agar terus dilanjutkan.

“Saya perintahkan ke badan restorasi mangrove agar ini jadi fokus pastikan kawasan hidrologi gambut, sehingga permukaan air tanah terjaga di kondisi yang tinggi, buat banyak embung, banyak kanal, sumur bor dengan berbagai teknik pembasahan lain sehingga lahan gambut tetap basah,” ucapnya.

Mantan Gubernur DKI itu juga mengingatkan jangan pernah biarkan api membesar, sehingga terlambat dan sulit dikendalikan.

“Api kecil siram rampung, jika diperlukan water bombing, ini sudah sering dilakukan tapi kalau bisa jangan, kecil siram mati. Karena water bombing butuh anggaran gede, tapi kalau udah telat mau enggak mau kita pakai,” tandasnya.