Sukses

Dituding Tutupi Data Banjir Jakarta, Ini Kata BPBD DKI

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengunggah data banjir dari tahun ke tahun beberapa hari lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengunggah data banjir dari tahun ke tahun beberapa hari lalu. Data yang diunggah ke media sosial tersebut ternyata menuai pro kontra.

Pemprov dituding menutupi sebagian data soal banjir di Jakarta.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto menuturkan, data banjir yang diunggah di media sosial itu berdasarkan kejadian yang terjadi di Ibu Kota. Tak ada yang ditutup-tutupi.

"Data yang ditampilkan adalah data yang merepresentasikan kejadian banjir besar di Jakarta," kata Sabdo dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (23/2/2021).

Dia menjelaskan, curah hujan di Jabodetabek pada Sabtu 20 Februari 2021 dini hari, tercatat di atas 150 mm/hari. Sedangkan untuk wilayah Jakarta, curah hujan sudah masuk kategori ekstrem yakni sampai 226 mm/hari.

Dia mengatakan, BPBD DKI telah membuat rekap data penanganan kejadian banjir besar dari tahun ke tahun yang merujuk pada intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem. Data itulah yang dicantumkan dan menjadi pembanding data banjir pada akhir Februari 2021 ini.

"Seperti yang terjadi pada tahun lalu dengan curah hujan 377 mm/hari," tutur Sabdo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Wagub DKI

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga menampik adanya sikap intransparansi oleh Pemprov DKI terkait data banjir dari tahun ke tahun.

Riza menyampaikan publikasi data banjir oleh Pemprov mempertimbangkan beberapa unsur seperti curah hujan, jumlah wilayah terdampak, korban, pengungsi, waktu surut banjir.

"Ini fakta dan data, tidak ada data yang disembunyikan, semuanya sesuai data dan fakta, tidak mungkin setiap tahun dipaparkan, kalau teman-teman mau data setiap tahun, ada datanya, titik-titiknya ada, semua lengkap silahkan cek di Kominfo dan SDA. Ini data yang ditampilkan data yang banjir besar yang hujan hujan ekstrem saja," kata Riza di Balai Kota, Senin (22/2) malam.

Politikus Gerindra itu merinci data banjir besar yang pernah terjadi di Jakarta terjadi pada 2 Februari 2002, 2 Februari 2007, 17 Januari 2013, 11 Februari 2015, 1 Januari 2020, 20 Februari 2021. Sementara tidak ada data banjir rentang 2016-2019.

Dari data banjir tersebut, menurut Riza, terdapat penurunan signifikan terhadap luas area yang tergenang 2002; 168 km, 2007; 455 km, 2013; 240 km, 2015; 281 km, 2021; 56 km, 2021; 4 km persegi.

"Kemudian, daerah-daerah yang strategis, tidak ada daerah vital yang kena di dua tahun ini, kemudian jumlah pengungsi mulai dari 154 ribu, 227-276 ribu, 333 ribu sampai tahun ini hanya 3.311 pengungsi," ujarnya.