Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta membangun jalur sepeda permanen sepanjang 11,2 km. Tema jalur tersebut adalah sabuk nusantara.
"Jalur Sepeda permanen Sudirman-Thamrin bertemakan sabuk nusantara dengan representasi pada pot tanaman sebagai proteksi jalur sepeda berbentuk seperti rantai yang saling berkait," kata Syafrin, Kamis (25/2/2021).
Dia menjelaskan proteksi berbentuk seperti rantai pada jalur sepeda permanen mencerminkan sila ke-2 dari ideologi Pancasila. Simbol sila ke-2 digambarkan dengan rantai emas.
Advertisement
Syafrin menjelaskan, simbol tersebut menandakan hubungan antar manusia yang saling membantu.
"Dan juga bentuk kolaborasi di mana Jakarta sebagai city of colaboraty," ucap Syafrin.
Selain itu, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta juga membangun prasasti sepeda di depan gedung Indofood Tower, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Tujuan pembangunan prasasti sebagai momentum sepeda merupakan alat transportasi masif.
"Tujuan pembuatan prasasti, sebagai pengingat, momentum penggunaan sepeda sebagai alat transportasi yang masif digunakan oleh masyarakat pada masa pandemi Covid-19," kata Syarif.
Direncanakan, pengembangan jalur sepeda pada 2019 sampai 2030 sepanjang 578,8 km. Saat ini, jalur sepeda yang telah tersedia pada 2019 sepanjang 63 km. Tahun 2021, Dishub kembali membangun jalur sepeda permanen dengan panjang 11,2 km melintasi Senayan-Thamrin. Ditargetkan jalur permanen rampung pada Maret.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Habiskan Anggaran Rp 30 Miliar
Syafrin menyebutkan anggaran untuk jalur sepeda permanen tersebut berkisar Rp 30 miliar.
"Saat ini sudah dalam proses konstruksi dan kita harapkan selesai bulan Maret, anggarannya sekitar Rp 30 miliar," ucap dia.
Dia menyebutkan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan jalur sepanjang 11,2 km itu tidak menggunakan APBD DKI. "Dari kompensasi pihak ketiga," kata Syafrin.
Syafrin menegaskan, kendaraan bermotor roda dua dilarang keras melintas di jalur sepeda. Sebab, menurutnya pembangunan jalur tersebut tetap menyediakan jalur bagi kendaraan bermotor.
Ia pun mengimbau agar para pengendara motor tidak melintas di jalur khusus tersebut.
"Pada prinsipnya Jakarta menyediakan ruang lalu lintas untuk berbagi," tandasnya.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Merdeka.com
Advertisement