Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, saat ini Indonesia sedang berada di fase pengelolaan infeksi dan krisis puncak gelombang pandemi Covid-19, tepatnya di stage 3 dari total 5 stage.
Dia menjelaskan bahwa pada stage 3 ini, tren angka kesakitan menuju puncak dan angka kasus positif meningkat pesat. Dia juga mengatakan bahwa dalam stage ini, okupansi ruang HCU dan ICU Covid-19 meningkat.
Seperti yang diketahui, per hari ini Senin (1/3/2021), jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia yang masih membutuhkan perawatan yakni sebanyak 153.074. Selain itu, masih ada 73.4343 kasus suspek.
Advertisement
"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate memang turun saat ini, masih banyak pasien-pasien yang membutuhkan fasilitas (kesehatan)," kata Adib saat konferensi pers virtual Tim Mitigasi PB IDI, Senin (1/3/2021).
Oleh karena itu, meskipun saat ini program vaksinasi pemerintah sudah dilaksanakan untuk para tenaga kesehatan dan pelayanan publik, namun kata dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Karena kenyataannya, kata dia, kurva Covid-19 Indonesia belum turun.
"Kita belum mengalami penurunan dari gelombang pertama ataupun menurun dari puncak. Saat ini memang kita didukung dengan vaksinasi, tapi belum ada data apakah vaksin bisa menjadi tolak ukur terkendalinya pandemi," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Terus Lakukan 3 T
Adib pun berharap Indonesia bisa segera melewati stage 3 ini. Sebelum bisa menjalani new normal, yang berada pada stage 5, Indonesia masih harus melewati satu stage lagi, yaitu stage 4 de-eskalasi krisis. Adib kemudian menjabarkan apa saja yang harus dilakukan Indonesia agar kurva pandemi bisa segera melandai.
"Yang sangat urgent harus dilakukan adalah 3T, testing, tracing, treatment. Serta isolasi. Lalu penambahan ruang rawat Covid-19 dan penyediaan APD sesuai levelnya," ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap agar Indonesia bisa mempertegas rujukan berjenjang, dengan memaksimalkan peran puskesmas untuk perawatan kasus tanpa gejala ataupun gejala ringan.
Bukan hanya pelayanan kesehatan yang harus ditingkatkan, Adib mengatakan bahwa IDI menyoroti integrasi data kasus Covid-19 yang selama ini dianggap bermasalah.
"Problem yang berkaitan dengan integrasi data, saya kira beberapa hal ini yang menjadi masalah yang harus diselesaikan ke depan. Di tahun 2021 ini harus menjadi prioritas pemerintah," kata dia.
Reporter : Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka
Advertisement