Sukses

Pertemanan Diduga Jadi Alasan Polisi Jual Senjata Api pada KKB Papua

Polda Papua dan Polda Maluku masih terus melakukan pendalaman pada kedua pelaku untuk mendapatkan informasi kasus penjualan senjata pada KKB Papua ini.

Liputan6.com, Jakarta - Dua polisi diduga terlibat dalam penjualan senjata api ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua beberapa waktu lalu.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono pun angkat bicara. Ia menyampaikan dugaan penyebab kedua anggotanya dari Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease bisa terlibat dalam penjualan senjata pada KKB.

"Hanya karena berteman akhirnya timbul komunikasi dengan kelompok-kelompok yang terjadi. Jadi hanya pertemanan, ternyata lebih jauh lagi pertemanan itu. Ya akhirnya terlibat dalam kelompok- kelompok yang jual senjata," ujar Rusdi kepada wartawan, Rabu (3/3/2021).

Meski belum mengetahui besaran angka nominal penjualan senjata api, namun Rusdi memastikan dari hasil dari penjualan senjata cukup menguntungkan dan memiliki nilai ekonomis.

"Ini kita dalami. yang jelas itu dapat keuntungan, satu butir peluru itu pasti ada harganya. Apalagi sampai satu pucuk senjata, itu pun ada harganya. Tentunya menguntungkan secara ekonomi untuk secara besarnya masih didalami lagi, tapi pasti menguntungkan," papar dia.

Oleh karena itu, Rusdi menegaskan Polda Papua dan Polda Maluku masih terus melakukan pendalaman pada kedua pelaku untuk mendapatkan informasi kasus penjualan senjata kepada KKB Papua ini.

"Masih dua itu ya. Masih didalami juga oleh Polda Papua dan Polda Maluku unuk sementara masih dua anggota itu," jelas Rusdi.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Kapolresta Ambon

Terkait penjualan senjata api oleh oknum kepolisian kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease, Maluku, Kombes Pol Leo SN Simatupang mengatakan, senjata api jenis revolver yang dijual tersebut diduga merupakan senpi milik polisi yang hilang di Aspol Tantui Ambon saat terjadi kerusuhan.

"Dari nomor register pistol revolver tersebut diketahui ternyata merupakan aset yang hilang ketika terjadi konflik kemanusiaan beberapa tahun lalu," kata Leo, Rabu, 24 Februari 2021.

Konflik kemanusiaan yang terjadi di Maluku sejak awal 1999 hingga 2004 ini menyebabkan asrama polisi Tantui Ambon ikut terbakar, dan di saat itulah sejumlah senpi dinyatakan hilang.

Salah satunya berhasil disita Polres Bintuni (Papua Barat) dari satu tersangka berinisial WT alias J.

Menurut Kapolresta, dari mulut tersangka inilah baru diketahui kalau dia membeli revolver tersebut dari seorang oknum polisi anggota Polresta Ambon berinisial MRA.

"Senpi dijual tidak secara langsung kepada kelompok kriminal bersenjata di Papua Barat, tetapi kepada seorang warga sipil sebagai perantara berinisial SN seharga Rp4 juta, dan selanjutnya SN menjualnya kepada WT alias J," ungkap Leo.

Sementara tujuh butir amunisi milik I yang juga dijual kepada tersangka J yang sudah ditahan Polres Bintuni karena diduga sebagai perantara untuk menjual senpi dan amunisi kepada KKB Papua Barat.

Kalau 600 butir amunisi kaliber 6,56 mili meter dijual oknum TNI berinisial Praka MS kepada warga sipil berinisial AT, lalu AT menjualnya lagi kepada tersangka J.

"Untuk sementara polisi telah menahan enam orang tersangka masing-masing berinisial SN, RM, HN, dan AT yang merupakan warga sipil ditambah dua oknum anggota Polri berinisial SHP alias S dan MRA, sedangkan Praka MS ditahan Pomda XVI/Pattimura," katanya menambahkan.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber : Merdeka