Sukses

Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami Sudah Terpasang di 316 Lokasi

.Guna membantu pemantauan gempa bumi dan tsunami, pemerintah sudah menyiapkan tim Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Tim ini memiliki 7 kapal kelas I, 15 kapal kelas II, 7 kapal kelas III, 4 kapal kelas IV dan 8 kapal kelas V.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah berencana menambah lokasi untuk pemasangan warning receiver system new generation (WRSnGen) atau alat pendeteksi dini gempa dan tsunami.

Saat ini, tercatat ada 316 lokasi di Indonesia yang sudah memasang alat pendeteksi dini gempa dan tsunami.

"Sistem yang membantu proses pendeteksian dini terkait gempa bumi dan tsunami sudah terpasang di 316 lokasi. Tentu di 2021 ini akan kita tingkatkan menjadi lebih dari 100," katanya dalam Rakornas Penanggulangan Bencana, Kamis (4/3/2021).

Selain itu, kata Budi, pemerintah juga memiliki 23 unit dan lokasi vessel traffic service (VTS) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian integrasi sensor WRSnGen di pelabuhan yang rawan tsunami pada fasilitas VTS.

"Lokasi-lokasi penempatan warning receiver system berada di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur dan Marine Command Center kantor pusat dan juga ada beberapa tempat lain," jelasnya.

Guna membantu pemantauan gempa bumi dan tsunami, pemerintah sudah menyiapkan tim Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Tim ini memiliki 7 kapal kelas I, 15 kapal kelas II, 7 kapal kelas III, 4 kapal kelas IV dan 8 kapal kelas V.

Budi menambahkan, pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap tindak lanjut aksi transportasi laut dalam memantau bencana. Untuk jangka pendek, pihaknya menjaga kehandalan peralatan stasiun VTS dan Stasiun Radio Pantai (SROP) pada saat emergency bencana maupun recovery pasca bencana.

"Kemudian menjaga kehandalan kapal negara kenavigasian dan kapal partoli KPLP sebagai pendukung dalam penanganan bencana," sambungnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tambah Jumlah Kapal Patroli

Sementara, untuk jangka menengah, pihaknya mengintegrasikan sistem yang dimiliki Dirjen Perhubungan Laut dengan dashboard informasi bencana Kemenhub.

Selanjutnya, meningkatkan kapasitas peralatan VTS dan SROP untuk menambah coverage area monitoring dan memperluas jangkauan penyampaian informasi bencana.

Setelah itu, menambah jumlah kapal patroli KPLP. Kemudian meningkatkan kompetensi personel VTS dan SROP serta kesiapan personel di masing-masing pelabuhan maupun pangkalan KPLP.

"Jangka panjang penempatan perangkat warning receiver system miliki BMKG pada pelabuhan-pelabuhan rawan bencana dan terintegrasi dengan sistem yang dimiliki oleh Kemenhub," tandasnya. 

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com