Liputan6.com, Jakarta - Satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 kembali menyampaikan perkembangan terkini penanggulangan kasus Corona di Indonesia.
Salah satunya seperti disampaikan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang menyebut, kasus kematian masih menjadi tantangan terberat dalam menangani pandemi Corona.
Bahkan, menurut dia, kasus kematian akibat virus Corona di Indonesia konsisten berada di atas rata-rata global.
Advertisement
Data Senin 8 Maret 2021, persentase kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 2,7 persen. Lebih tinggi dari rata-rata kematian Covid-19 global yang berada di angka 2,2 persen.
"Kasus aktif kita mulai turun, angka sembuh kita meningkat luar biasa, yang masih tersisa angka kematian," kata Doni dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Gedung BNPB, Selasa, 9 Maret 2021.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Juru Bicara mengungkapkan, pemerintah menemukan enam sampel varian baru Covid-19 di Indonesia. Penemuan varian baru ini berdasarkan hasil surveilans genom sequencing.
"Sudah ditemukan enam sampel dengan varian VUI202012/01 GR/501.Y.V1 B.1.1.7. pada periode pengumpulan sampel bulan Januari dan Februari 2021," terang Wiku.
Berikut deretan hal yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 terkait perkembangan terkini penanggulangan kasus Corona di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Angka Kematian Masih Jadi Tantangan
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, kasus kematian masih menjadi tantangan terberat dalam menangani pandemi Corona. Bahkan, kasus kematian akibat virus Corona di Indonesia konsisten berada di atas rata-rata global.
Data Senin 8 Maret 2021, persentase kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 2,7 persen. Lebih tinggi dari rata-rata kematian Covid-19 global yang berada di angka 2,2 persen.
"Kasus aktif kita mulai turun, angka sembuh kita meningkat luar biasa, yang masih tersisa angka kematian," kata Doni dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Gedung BNPB, Selasa, 9 Maret 2021.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyebut, ada tiga provinsi yang menyumbang kasus kematian Covid-19 tertinggi di Tanah Air selama satu tahun pandemi. Yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
"Walaupun DKI sendiri persentase hariannya itu relatif kecil. Tapi kumulatif angka secara total per tahun maka peringkat pertama itu Jawa Timur," jelas Doni.
Â
Advertisement
Sebut 6 Sampel Varian Baru Covid-19 Ditemukan di 4 Provinsi
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengungkap pemerintah menemukan enam sampel varian baru Covid-19 di Indonesia. Penemuan varian baru ini berdasarkan hasil surveilans genom sequencing.
"Sudah ditemukan enam sampel dengan varian VUI202012/01 GR/501.Y.V1 B.1.1.7. pada periode pengumpulan sampel bulan Januari dan Februari 2021," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa, 9 Maret 2021.
Dari enam sampel tersebut, tiga di antaranya ditemukan di DKI Jakarta. Sedangkan sisanya masing-masing ditemukan di Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan
"3 Sampel di DKI Jakarta, 1 Kalimantan Selatan, 1 Sumatera Utara dan 1 dari Sumatera Selatan," ucap dia.
Wiku menegaskan, laporan penemuan sampel varian baru Covid-19 ini merupakan bentuk transparansi pemerintah dalam menangani Covid-19. Dia menekankan, laporan ini bukan untuk menakuti masyarakat.
Dia melanjutkan, pemerintah masih terus meneliti karakteristik varian baru Covid-19 B117, termasuk perilaku virus. Upaya ini untuk mencegah penambahan varian baru Covid-19 dan mempercepat penanganan pandemi.
"Pemerintah akan terus melakukan penelitian melalui pelacakan genetika maupun pemantauan perilaku virus secara konsisten dan intensif dalam rangka mencegah penambahan importd case di masa yang akan datang dan mempercepat penanganan pandemi nasional bahkan dunia," terang Wiku.
Â
Pastikan Tak Ada Sindikat Vaksin Covid-19 Palsu di Indonesia
Terkait vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dilakukan pemerintah, Wiku memastikan belum menemukan sindikat vaksin Covid-19 palsu di Indonesia.
Hingga saat ini, distribusi vaksin Covid-19 sesuai standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
"Sampai saat ini, sindikat semacam itu tidak ditemukan di Indonesia," ucap Wiku.
Wiku menjelaskan, pengadaan vaksin Covid-19 di Indonesia menggunakan skema kerja sama pemerintah G to G (government to government). Dalam pengadaan vaksin Covid-19 Sinovac, Indonesia bekerja sama dengan Tiongkok.
"Sehingga terjamin keaslian vaksinnya," terang dia.
Meskipun sindikat vaksin Covid-19 palsu belum ditemukan di Indonesia, Wiku memastikan pemerintah terus memantau proses pengadaan vaksin.
Pemerintah juga terus mengedukasi dan berkoordinasi dengan perusahaan yang melakukan pengadaan vaksin Covid-19 dengan skema gotong royong.
"Patut diperhatikan bahwa pemalsuan vaksin Covid-19 merupakan kejahatan yang membahayakan kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19," papar Wiku.
Â
Advertisement
Indonesia Bakal Terima 11,7 Juta Vaksin AstraZeneca
Indonesia akan menerima 11,7 juta vaksin AstraZeneca bentuk jadi yang akan terus dikirimkan hingga Mei 2021.
Pengiriman batch pertama sudah tiba kemarin, 8 Maret 2021 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang sebanyak 1,1 juta dosis.
Wiku mengatakan, pengadaan vaksin AstraZeneca berasal dari skema kerjasama multilateral COVAX. Upaya ini pun demi mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
"Penting diketahui, masuknya vaksin AstraZeneca merupakan upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia, sehingga dapat mengakselerasi program vaksinasi nasional. Tujuannya, menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity" kata Wiku.
Kedatangan vaksin AstraZeneca juga tidak lepas dari kerjasama kementerian dan lembaga terkait di Indonesia serta berbagai pihak internasional, yaitu negara donor Aliansi Vaksin GAVI dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa Indonesia (Unicef), Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Cepi) dan lain-lain.
Â
Bicara soal Penderita Long Covid-19
Wiku kemudian memastikan, penderita long Covid-19 tidak akan menularkan gejala sakit maupun virus kepada mereka yang berada di sekitarnya.
Adapun long Covid-19 adalah gejala sakit berkepanjangan yang diderita pasien penyintas meski sudah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes.
Secara umum, penderita Covid-19 akan sembuh dalam waktu 2 sampai dengan 6 minggu. Namun, untuk beberapa penyintas akan merasakan efek berkepanjangan pasca kesembuhan dan inilah yang disebut long Covid-19.
"Harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita long Covid-19, tidak akan menularkan gejala yang sama ataupun virus kepada mereka yang berada di sekitarnya," ujar Wiku dikutip dari siaran persnya, Rabu, 10 Maret 2021.
Menurut dia, Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, telah mengamati beberapa gejala berkepanjangan yang dirasakan para penderita long Covid-19. Mulai dari, kelelahan, sulit bernafas, batuk, sakit persendian, dan sakit dada.
Sedangkan gejala lain yang mungkin ditemui, adalah kesulitan berpikir dan berkonsentrasi. Kondisi ini sering disebut sebagai brain fog, depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar.
Selain itu, terdapat juga temuan komplikasi medis meskipun jarang terjadi dan kemungkinan menjadi penyebab masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas Covid-19. Wiku menyampaikan masalah ini tampak memengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda.
"Antara lain jantung, terjadi pembengkakan otot jantung, pernafasan yang menyebabkan masalah fungsi paru-paru, kerusakan ginjal akut, gatal-gatal dan rambut rontok, masalah indera penciuman dan perasa," kata dia.
Â
Advertisement
Minta Masyarakat Tetap Waspada
Meski tak menularkan, Wiku tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap fenomena long Covid-19.
Pasalnya, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan yang tidak hanya dirasakan pada penderita komorbid, tetapi juga orang yang berusia cukup muda bahkan tidak menderita komorbid apapun.
"Dengan adanya temuan-temuan terkait Covid-19, bagi masyarakat yang bersikap acuh, bahkan tidak percaya agar dapat menimbang lagi caranya beraktifitas," jelas dia.
Dia juga mengingatkan masyarakat yang ada yang merasakan gejala-gejala seperti Covid-19, agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Wiku meminta masyarakat menerapkan protokol Kesehatan yang disarankan para ahli.
Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun
Advertisement