Liputan6.com, Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan membolehkan pengunjung bersepeda di dalam kawasan itu dengan syarat berhati-hati dan tidak kebut-kebutan agar tidak mengganggu peminat lainnya, Sabtu.
"Kami tidak membatasi, silakan menggunakan sepeda asalkan berhati-hati, jangan mengebut dan segala macam. Paling itu," kata Kepala Satuan Unit Pelaksana Promosi Ragunan, Ketut Widarsana, di Jakarta, yang dikutip dari Antara, Sabtu (13/3/2021).
Widarsana melihat adanya fenomena pengunjung membawa sepeda memasuki Taman Margasatwa Ragunan untuk berolahraga.
Advertisement
Ia menilai fenomena tersebut wajar saja, apalagi memang udara yang sejuk dan segar di Ragunan sangat cocok untuk berolahraga.
Selain itu, di dalam Taman Margasatwa Ragunan juga ada jalan yang cukup luas dan panjang untuk dipakai bersepeda.
Widarsana mengatakan pengunjung yang ingin memakai sepeda sendiri di Taman Margasatwa Ragunan hanya dikenakan tarif masuk tambahan sebesar Rp 1.000. "Kalau pengunjung tanpa sepeda hanya Rp 4.000. Kalau pengunjung yang bersepeda tambah seribu, menjadi Rp5.000," kata Widarsana.
Ia menambahkan, pihaknya tidak menerapkan aturan secara khusus sehingga pengunjung boleh membawa sepeda dari rumah.
"Paling hanya dikenakan tarif masuk sekitar Rp1.000 rupiah," kata Widarsana tanpa merinci berapa jumlah pengunjung bersepeda, Sabtu ini.
Pengelola membatasi jumlah pengunjung maksimal 5000 orang atau 50 persen dari kapasitas daya tampung Taman Margasatwa Ragunan dengan jam operasional mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 14.30 WIB.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Luar Jakarta Boleh Masuk
Sebelumnya, Widarsana juga menyebut, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro saat ini, pihaknya sudah membolehkan warga dari luar Jakarta untuk berkunjung ke Ragunan.
Hal itu berbeda dengan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lalu karena hanya warga DKI Jakarta yang dibolehkan berkunjung.
Untuk proses registrasi dan tiket dilakukan tetap dilakukan secara daring dan saat berkunjung ke Ragunan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Yang bertambah sekarang juga semua wahana sudah dibuka. Kalau waktu itu tempat bermain, pusat primata ditutup sekarang sudah dibuka,” kata Ketut.
Advertisement