Sukses

4 Respons MUI Terkait Munculnya Aliran Hakekok Balatasutak

Aliran Hakekok Balatasutak atau Hakekok Balakutak dianggap menyimpang lantaran melakukan ritual mandi bersama tanpa sehelai benang pun atau bugil.

Liputan6.com, Jakarta - Kemunculan aliran Hakekok Balatasutak atau Hakekok Balakutak turut membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara.

Bagaimana tidak, aliran Hakekok Balatasutak dianggap menyimpang lantaran melakukan ritual mandi bersama tanpa sehelai benang pun atau bugil.

Mereka melakukan ritual tersebut di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten dan pertama kali membuat heboh warga pada Kamis siang, 11 Maret 2021 hingga kemudian dilaporkan kepada aparat kepolisian setempat esok harinya, Jumat, 12 Maret 2021.

Rupanya, menurut Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani, pihaknya bersama tokoh masyarakat sudah pernah memberikan pembinaan kepada penganut aliran Hakekok Balatasutak atau Hakekok Balakutak. Sebab, ajaran tersebut dianggap menyimpang.

"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," tutur Hamdi dalam keterangannya, Sabtu, 13 Maret 2021.

Dia menyebut, aliran Hakekok Balatasutak atau Hakekok Balakutak sudah terdeteksi beberapa tahun lalu di Desa Karangbolong, Cigeulis, Banten.

Sementara itu, Wakil Ketua MUI Anwar Abbas menegaskan, aliran Hakekok Balatasutak di Pandeglang adalah sesat.

Berikut 4 respons MUI terkait kemunculan aliran Hakekok Balatasutak atau Hakekok Balakutak di Pandeglang, Banten dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Sudah Pernah Dibina

Polres Pandeglang mengamankan 16 orang warga penganut aliran Hakekok Balatasutak yang sedang menjalani ritual mandi bersama di tengah perkebunan kelapa sawit milik PT GAL kawasan Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani mengatakan bahwa pihaknya bersama tokoh masyarakat sudah pernah memberikan pembinaan kepada penganut aliran Hakekok Balakutak. Sebab, ajaran tersebut dianggap menyimpang.

"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," tutur Hamdi dalam keterangannya, Sabtu, 13 Maret 2021.

Menutut Hamdi, pemeluk aliran Hakekok Balatasutak sudah terdeteksi beberapa tahun lalu di Desa Karangbolong, Cigeulis, Banten.

Untuk kasus terbaru, dia sendiri telah bertemu dengan pimpinan pemeluk aliran tersebut di Polres Pandeglang.

"Arya (pimpinan aliran) mengakui telah melakukan kesalahan," jelas Hamdi.

 

3 dari 5 halaman

Bukan Pertama Kali

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas bercerita, menurut informasi dihimpunnya, ritual aliran teHakekok Balatasutak bukanlah terjadi pertama kali.

Tercatat, kata dia, pada 2004 dan 2005 silam hal serupa pernah terjadi di tempat yang sama.

"Ini kan muncul lagi pandangan seperti itu, artinya masih ada. Menurut bupatinya, mereka melakukan itu karena ada masalah, dan cara menghilangkannya adalah membersihkan dosa dengan itu (ritual mandi bugil bersama)," ujar Anwar, saat dihubungi via telepon kepada Liputan6.com, Sabtu, 13 Maret 2021.

 

4 dari 5 halaman

Pastikan Ajaran Sesat

Kemudian, Anwar menegaskan, aliran Hakekok Balatasutak di Pandeglang adalah sesat. Hal itu berdasarkan tidak adanya ajaran Islam yang memberikan tuntutan untuk melakukan kegiatan mandi bugil bersama.

"Jadi cara seperti itu tidak ada tuntunannya dalam agama Islam, artinya aliran sesat berarti," kata Anwar.

 

5 dari 5 halaman

Minta Pengikut Kembali ke Jalan yang Benar

Anwar pun mengimbau, agar mereka yang percaya pada aliran Bakekok Balatasutak bisa dibina oleh kelompok keagamaan setempat agar kembali ke jalan yang lurus.

"Kita harapkan mereka dibina, dan pelaku ritual juga sudah diamankan di kepolisian setempat dan sudah didatangi oleh pimpinan MUI di sana dan diajak berdialog," ucap dia.

"Katanya yang bersangkutan itu menyampaikan rasa salahnya, jadi menurut saya ya ini perlu dibina," jelas Anwar.

 

(Syauyiid Alamsyah)